Kanker kolorektal meningkat di bawah 50 tahun, menjadi penyebab kematian utama. Skrining awal direkomendasikan mulai usia 45. Gejala kanker termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, pendarahan rektal, dan penurunan berat badan. Pencegahan melalui gaya hidup sehat dan skrining teratur sangat penting.
Angka kanker kolorektal meningkat pada individu di bawah usia 50. Penting bagi orang tua untuk menjalani skrining dan mengenali tanda-tanda penyakit. Dr. Alka Hudson, seorang gastroenterolog, mengungkap bahwa kanker kolorektal menjadi penyebab kematian kanker ketiga pada pria dan kedua pada wanita di Amerika Serikat. Risiko seumur hidup untuk pria adalah satu dalam 23 dan wanita satu dalam 25.
Data dari National Cancer Database mencatat peningkatan 15% diagnosis kanker kolorektal pada usia 18-50 sejak 2004. Sebagai perbandingan, hanya ada peningkatan 3% pada usia 45-55. Oleh karena itu, USPSTF merekomendasikan untuk memulai skrining kanker kolorektal pada usia 45.
Statistik Januari 2024 menunjukkan bahwa kanker kolorektal kini menjadi penyebab utama kematian pada pria di bawah 50 dan kedua pada wanita. “Modeling studies menunjukkan jika kita mulai skrining lebih awal, kita dapat mendeteksi polip dan lesi lebih cepat,” kata Dr. Hudson. Bagi mereka usia 76 ke atas, penting untuk berkomunikasi dengan dokter mengenai kolonoskopi.
“Seringkali orang berpikir jika tidak ada gejala, mereka tidak perlu diskrining. Itu tidak benar,” lanjut Dr. Hudson. Kolonoskopi adalah alat skrining paling komprehensif untuk pencegahan dan deteksi dini penyakit ini. Gejala umum kanker kolorektal meliputi:
– Perubahan kebiasaan buang air besar (seperti diare atau sembelit)
– Pendarahan rektal
– Darah dalam tinja
– Nyeri perut
– Kelemahan dan kelelahan
– Penurunan berat badan tanpa alasan
Anemia juga bisa menjadi indikator adanya masalah dalam sistem tubuh. Jika menjadi anemia secara mendadak, terutama dengan defisiensi besi, itu mungkin tanda memerlukan pemeriksaan lanjutan. “Jika Anda melihat gejala, penting untuk menjadi advokat bagi diri sendiri dan berbicara dengan dokter,” serunya.
Beberapa faktor risiko kanker kolorektal tidak dapat dikendalikan, seperti usia dan riwayat keluarga. Kanker kolorektal lebih umum setelah usia 50. Faktor seperti kolitis ulseratif dan penyakit radang usus juga dapat meningkatkan risiko. Secara rasial, Black Americans lebih mungkin mengalami kanker kolorektal serta kematian akibatnya. Dr. Hudson mengatakan hal ini disebabkan akses terhadap perawatan kesehatan yang rendah dan faktor biologis lain.
Meskipun terlihat mengkhawatirkan, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko kanker kolorektal. Beberapa langkah yang disarankan adalah:
– Berolahraga secara teratur
– Mengonsumsi makanan utuh termasuk biji-bijian dan sayuran
– Membatasi konsumsi daging merah dan olahan
– Membatasi alkohol berlebihan
– Berhenti merokok
Dr. Hudson menekankan pentingnya pencegahan dan deteksi dini melalui skrining teratur, seperti kolonoskopi. “Adopsi gaya hidup sehat dan perhatikan gejala Anda. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko kanker kolorektal,” pungkasnya.
Kanker kolorektal meningkat pada usia muda, maka skrining lebih awal menjadi penting. Berbicara dengan dokter dan mengenali gejala sangat penting. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan langkah pencegahan, risiko dapat dikurangi. Kolonoskopi adalah alat penting untuk deteksi dini dan pencegahan.
Sumber Asli: www.lmh.org