Usia Skrining Kanker Kolorektal yang Lebih Muda Dapat Mengurangi Beban Kanker

Penurunan usia skrining kanker kolorektal menjadi 45 tahun dapat mengurangi beban CRC di Australia, menurut studi terbaru. Penggunaan iFOBT gratis dua kali setahun menunjukkan efektivitas. Namun, insiden CRC awal meningkat signifikan di kalangan orang di bawah 50 tahun, menunjukkan perlunya perubahan pedoman skrining.

Peneliti telah mengeksplorasi manfaat kesehatan, pemanfaatan, bahaya, dan biaya terkait metode alternatif untuk skrining kanker kolorektal (CRC) di Australia. Penurunan usia mulai skrining menjadi 45 tahun dapat secara signifikan mengurangi beban CRC global, menurut studi yang diterbitkan di ESMO Gastrointestinal Oncology.

Penggunaan tes darah samar feses imunokimia (iFOBT) gratis dua kali setahun untuk warga Australia mendukung rekomendasi tersebut. “CRC adalah penyebab kematian kanker kedua paling umum di Australia,” tulis peneliti. Meskipun angka insiden dan kematian umum menurun, insiden CRC awal pada individu di bawah 50 tahun meningkat.

Studi lain yang dipublikasikan dalam Cancers memperkirakan bahwa insiden CRC awal di AS bisa lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Peningkatan ini jauh lebih mencolok dibandingkan dengan CRC yang terjadi kemudian, sehingga menunjukkan perlunya usia skrining yang lebih awal.

Sebelum melakukan kajian mereka, peneliti mencatat pedoman terbaru untuk skrining CRC, yakni pedoman praktik klinis 2017. Pedoman ini merekomendasikan dua skrining tahunan untuk pasien berusia 50 hingga 74 tahun dengan keseimbangan optimal untuk populasi Australia. Pedoman di AS juga telah mengalami penurunan rentang usia mulai skrining.

Studi ini bertujuan untuk menilai manfaat kesehatan, utilitas sumber daya, potensi bahaya, dan biaya terkait pendekatan alternatif untuk skrining CRC di Australia. Ini dilakukan dengan pendekatan model prediktif untuk memberikan bukti tepat waktu tentang implikasi dari rekomendasi skrining yang berbeda.

Peneliti menggunakan model prediktif Policy1-Bowel untuk menganalisis insiden CRC dan skrining dari 1982 hingga 2040, selain mengeksplorasi empat strategi skrining terpisah. Strategi ini meliputi skrining iFOBT dua tahunan untuk berbagai kelompok usia mulai dari 40 tahun ke atas.

Temuan menunjukkan bahwa menurunkan usia mulai skrining iFOBT menjadi 45 atau 40 tahun dapat mengurangi insiden dan mortalitas CRC, dan juga lebih cost-effective. Namun, hasil tersebut diimbangi dengan peningkatan potensi bahaya dan biaya saat usia skrining ditingkatkan. Penurunan usia mulai skrining memberi manfaat yang lebih baik dan mengurangi biaya serta risiko acident terkait kolonoskopi.

Studi ini menekankan bahwa menurunkan usia skrining kanker kolorektal ke 45 atau 40 tahun dapat mengurangi insiden dan mortalitas CRC secara signifikan. Penyediaan skrining iFOBT dua tahunan menawarkan keseimbangan efisien antara manfaat kesehatan, potensi bahaya, dan biaya. Hasil ini mendukung perluasan Program Skrining Kanker Usus Nasional ke individu berusia 45-49 tahun secara opt-in.

Sumber Asli: www.drugtopics.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *