Dr. Sarah Schellhorn membahas pentingnya pelestarian kesuburan bagi pasien kanker payudara dalam acara Yale Cancer Answers. Diskusi mencakup terapi modern, studi POSITIVE, dan perubahan persepsi tentang kehamilan pasca kanker. Pengobatan kini lebih dipersonalisasi, menawarkan opsi pelestarian kesuburan yang lebih banyak.
Dr. Sarah Schellhorn, MD, membahas tentang pelestarian kesuburan dan pengobatan untuk pasien kanker payudara di acara Yale Cancer Answers. Dalam diskusi dengan Dr. Eric Winer, mereka menjabarkan temuan penelitian kanker dan implikasinya pada kesuburan, kehamilan, dan keberlangsungan hidup setelah kanker.
Ketika bertemu pasien kanker payudara, penting untuk membicarakan opsi pengobatan dan dampaknya pada kesuburan. Bagi wanita muda, perlu dipertimbangkan apakah keluarga mereka sudah lengkap sebelum memulai perawatan, karena kemoterapi dapat menyebabkan menopause. Diskusi tentang pilihan pelestarian kesuburan seperti agonis GnRH selama kemoterapi juga sangat penting.
Agonis GnRH membantu melindungi fungsi ovarium selama kemoterapi dengan menginduksi keadaan dorman. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menerima agonis ini lebih mungkin memiliki kehamilan sehat di masa depan.
Studi POSITIVE meneliti penghentian terapi endokrin lebih awal untuk memungkinkan kehamilan dan menunjukkan hasil positif, di mana banyak wanita bisa memiliki kehamilan sehat tanpa dampak negatif terhadap hasil kanker mereka.
Persepsi tentang kehamilan setelah kanker payudara kini telah berubah, dengan bukti yang menunjukkan bahwa kehamilan tidak meningkatkan risiko kekambuhan kanker. Metode pelestarian kesuburan kini semakin beragam, memberikan lebih banyak opsi bagi wanita.
Bagi wanita di atas 42 tahun, pilihan kesuburan menjadi lebih terbatas dan kemungkinan hamil secara alami menurun. Perawatan mungkin mempengaruhi fungsi ovarium, sehingga penting untuk mempertimbangkan obat-obatan yang tidak dapat digunakan selama kehamilan.
Pengobatan kanker payudara terbaru lebih dipersonalisasi dengan pengujian seperti Oncotype, yang memungkinkan terapi yang lebih tepat dan mengurangi perawatan yang tidak perlu.
Tes Oncotype menilai ekspresi 21 gen terkait kanker untuk memprediksi manfaat kemoterapi dan kemungkinan kekambuhan. Skor ini membantu menentukan kebutuhan pasien untuk menjalani kemoterapi.
Pengobatan anti-hormonal seperti Tamoxifen dan inhibitor aromatase sangat penting karena lebih dari 75% kanker payudara bersifat sensitif terhadap hormon, menurunkan risiko kekambuhan secara signifikan.
Tamoxifen mengurangi kekambuhan kanker hingga 50% dengan menghalangi estrogen di payudara. Sementara itu, inhibitor aromatase menurunkan kadar estrogen hingga tingkat yang nyaris tidak terdeteksi. Keduanya memiliki efek samping tetapi sangat penting dalam pencegahan kekambuhan.
Efek samping Tamoxifen meliputi hot flashes, perubahan suasana hati, dan kenaikan berat badan, meski banyak wanita dapat mentolerirnya dengan baik. Keputusan untuk melanjutkan Tamoxifen didasarkan pada manfaat absolut dan relatif dibandingkan efek sampingnya.
Sebagian besar wanita pasien kanker payudara – 80 hingga 85% – tidak mengalami kekambuhan setelah pengobatan, dan bahkan mereka yang mengalami kekambuhan kini dapat hidup bertahun-tahun berkat kemajuan pengobatan.
Pelestarian kesuburan bagi pasien kanker payudara menjadi isu penting, terutama untuk wanita muda. Pengobatan kini lebih dipersonalisasi dan ada banyak pilihan untuk mengurangi risiko kekambuhan. Kehamilan tidak lagi dianggap sebagai risiko besar, dan banyak wanita dapat menjalani hidup normal pasca pengobatan.
Sumber Asli: medicine.yale.edu
