Penelitian menunjukkan pasien kanker lebih rentan terhadap risiko kesehatan selama cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan. Pasien yang terpapar bencana kebakaran hutan memiliki lama tinggal di rumah sakit yang lebih lama. Laporan ini menyerukan perlunya pedoman perlindungan bagi pasien.
Laporan terbaru menunjukkan pentingnya strategi berbasis bukti untuk melindungi pasien kanker saat terjadi cuaca ekstrem. Pasien kanker sangat rentan, terutama saat peristiwa seperti badai atau kebakaran hutan yang semakin umum akibat perubahan iklim. Penelitian oleh American Cancer Society dan Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa pasien yang fasilitasnya terpukul bencana kebakaran hutan saat pemulihan dari operasi kanker paru-paru memiliki lama tinggal yang lebih lama dibandingkan pasien tanpa bencana.
Penelitian menunjukkan perbedaan lama tinggal (LOS) yang signifikan yaitu 9,4 hari untuk pasien yang terpapar kebakaran hutan, dibandingkan 7,5 hari untuk yang tidak terpapar. Ancaman dari bencana seperti kebakaran tidak hanya berupa asap, tetapi juga kemungkinan paparan air dan tanah terkontaminasi, stress karena ordon evakuasi, serta perubahan akses ke kebutuhan sehari-hari.
Temuan ini menyoroti perlunya pedoman untuk perlindungan kesehatan pasien kanker selama bencana, agar risiko dan tantangan selama pemulihan dapat dikelola. Para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengevaluasi apakah perpanjangan masa inap meningkatkan hasil pasca operasi, serta menyiapkan pedoman kebencanaan yang lebih baik untuk kelompok pasien rentan.
Perubahan iklim menyebabkan risiko kesehatan yang signifikan bagi pasien kanker, terutama selama bencana cuaca ekstrem. Penelitian ini menyoroti perlunya pedoman yang lebih baik untuk perlindungan pasien dan pentingnya memperhatikan faktor-faktor sosial dan ekonomi yang terlibat. Ada kebutuhan mendesak untuk penelitian lebih lanjut tentang dampak cuaca ekstrem terhadap kesehatan.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com