Penelitian oleh ilmuwan China menemukan bahwa usia saat kehilangan keperawanan ada hubungannya dengan risiko kanker serviks, di mana berhubungan seks lebih awal mungkin sedikit menurunkan risiko. Jumlah pasangan seksual tidak berpengaruh. Penelitian ini memberikan landasan untuk pengembangan strategi pencegahan kanker serviks, sementara vaksin kanker ovarium juga sedang dikembangkan.
Penelitian terbaru telah menemukan hubungan antara usia wanita saat kehilangan keperawanan dan risiko terkena kanker serviks. Di AS, sekitar 11.500 kasus baru kanker serviks terdiagnosis setiap tahun, dengan sekitar 4.000 wanita meninggal akibat penyakit ini, menurut CDC AS. Peneliti dari China melakukan studi untuk menilai apakah usia saat pertama kali berhubungan seks dan jumlah pasangan seksual berdampak langsung pada perkembangan kanker serviks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berhubungan seks di usia yang lebih awal berkaitan dengan risiko kanker serviks yang sedikit lebih rendah, sementara jumlah pasangan seksual tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Wanita yang kehilangan keperawanan sebelum usia 18 tahun memiliki kemungkinan satu persen lebih tinggi untuk menderita kanker serviks dibandingkan mereka yang berhubungan seks pada usia 18 tahun ke atas. Risiko ini meningkat satu persen setiap tahun lebih muda.
Kesimpulan studi yang diterbitkan di Science Direct ini menyatakan bahwa berhubungan seks di usia lebih awal mungkin memiliki efek langsung kecil terhadap risiko kanker serviks, sedangkan jumlah pasangan seksual tidak berpengaruh. Peneliti berharap temuannya dapat membantu pengembangan strategi pencegahan dan perawatan bagi pasien kanker serviks.
Sementara itu, vaksin kanker ovarium pertama di dunia sedang dikembangkan di Inggris oleh tim ilmuwan di Universitas Oxford. Vaksin bernama OvarianVax ini mengajarkan sistem imun untuk mengenali kanker ovarium di tahap awal dan menyerangnya. Menurut National Cancer Institute, diperkirakan ada 238.484 wanita yang hidup dengan kanker ovarium di AS pada tahun 2021.
Penelitian menunjukkan hubungan menarik antara usia saat kehilangan keperawanan dan risiko kanker serviks, di mana berhubungan seks lebih awal mungkin memiliki risiko yang lebih rendah. Namun, jumlah pasangan seksual tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Temuan ini dapat menjadi dasar untuk strategi pencegahan dan perawatan kanker serviks. Selain itu, pengembangan vaksin kanker ovarium juga menunjukkan kemajuan penting dalam penelitian kanker.
Sumber Asli: www.unilad.com