Penelitian menunjukkan bahwa paparan bahan kimia haloalkana di kalangan pemadam kebakaran terkait dengan risiko peningkatan glioma, jenis kanker otak. Studi ini menegaskan pentingnya memahami efek paparan tersebut untuk pengembangan langkah pencegahan kesehatan masyarakat.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan bahan kimia berbahaya yang digunakan selama pemadam kebakaran dapat meninggalkan tanda genetik yang menyebabkan kanker otak. Studi ini mengidentifikasi hubungan antara paparan haloalkana, khususnya di kalangan pemadam kebakaran, sebagai faktor risiko untuk glioma, sejenis tumor otak yang berkembang dari sel glial. Glioma dibedakan menjadi empat grade, dengan grade I dan II kurang invasif dibandingkan III dan IV.
Studi ini menganalisis 1.000 glioma dari The Cancer Genome Atlas (TCGA) dan Glioma Longitudinal Analysis (GLASS) untuk menemukan tanda mutasi. Tanda mutasi utama yang teridentifikasi berkaitan dengan single-base substitution signature 1 (SBS1), yang sering terkait dengan penuaan, dan SBS42, yang berkaitan dengan paparan haloalkana.
Peneliti melibatkan 17 pemadam kebakaran dan 18 non-pemadam kebakaran yang memiliki glioma, dengan pengambilan sampel darah dan tumor. Semua pemadam kebakaran memiliki riwayat pekerjaan serupa dalam hal usia, jenis kelamin, ras, dan subtipe glioma. Rata-rata, pemadam kebakaran menghabiskan 22 tahun dalam profesi ini sebelum didiagnosis glioma.
Hasil studi menunjukkan adanya hubungan dosis antara tahun bekerja sebagai pemadam kebakaran dan jumlah rata-rata varian yang berkaitan dengan SBS42. Non-pemadam kebakaran yang memiliki banyak varian juga terlibat dalam pekerjaan lain yang meningkatkan risiko paparan haloalkana. Mutasi dalam gen kanker, seperti NOTCH1 dan ROS1, ditemukan di beberapa sampel.
Penelitian ini menegaskan adanya tanda mutasi SBS42 di kalangan individu yang sangat terpapar haloalkana, menunjukkan bahwa paparan tersebut kemungkinan meningkatkan risiko glioma. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi proses mutasi lain yang dapat berkontribusi pada perkembangan glioma.
Studi ini menunjukkan bahwa paparan haloalkana melalui pekerjaan pemadam kebakaran dan profesi lainnya meningkatkan risiko glioma melalui tanda mutasi SBS42. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam tentang mutasi lain yang mungkin terlibat dalam patogenesis glioma. Temuan ini sangat penting untuk merancang intervensi kesehatan masyarakat yang efektif untuk mencegah kanker ini di populasi yang rentan.
Sumber Asli: www.news-medical.net