Kepatuhan Rendah dalam Pemantauan Pasien Positif HPV

Studi menunjukkan bahwa kurang dari 50% pasien HPV-positif dan NILM menerima pemantauan yang direkomendasikan dalam batas waktu. Hanya 43,7% pasien diuji selama pemantauan tahap pertama dan 49,4% belum diuji meski terdaftar. Ini menunjukkan kesenjangan dalam compliance terhadap pedoman skrining kanker serviks yang sesuai.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kurang dari 50% pasien dengan hasil positif human papillomavirus (HPV) dan sitologi negatif untuk lesi intraepitel atau keganasan (NILM) menerima pengujian lanjutan yang direkomendasikan dalam jangka waktu yang sesuai. Hanya 43,7% pasien menerima pengujian pada akhir pemantauan tahap pertama, sementara 49,4% tidak diuji meskipun masih terdaftar, menunjukkan adanya kesenjangan dalam kepatuhan terhadap pedoman skrining kanker serviks. Pentingnya data demografis dan riwayat pengujian dalam menerapkan pedoman ini sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Kaiser Permanente Washington, Mass General Brigham, dan Parkland Health.

Dikeluarkan pada tahun 2019, pedoman dari American Society for Colposcopy and Cervical Pathology (ASCCP) memberikan arah untuk penanganan hasil abnormal skrining kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakmerataan dalam penerapan pedoman tersebut dapat menyebabkan hasil kesehatan yang buruk dan kesenjangan dalam kanker serviks. Dengan analisis data dari berbagai sistem pelayanan kesehatan, peneliti ingin mengetahui seberapa baik praktik pemantauan untuk hasil positif HPV dan hasil sitologi NILM.

Hasil studi menunjukkan bahwa kurang dari separuh pasien HPV-positif dengan hasil sitologi NILM mendapatkan tindak lanjut yang tepat waktu yang dianjurkan. Kesenjangan dalam pengujian yang tepat waktu dapat berkontribusi pada hasil kanker yang tidak diinginkan. Penelitian ini menekankan pentingnya akses dan kepatuhan terhadap pedoman skrining untuk mengurangi disparitas kanker serviks.

Sumber Asli: www.contemporaryobgyn.net

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *