Identifikasi Protein Resisten Immunotherapy pada Kanker Usus Besar

Penelitian Mayo Clinic mengidentifikasi protein fibronectin dan smooth muscle actin dalam kanker usus besar yang terkait dengan resistensi terhadap immunotherapy. Temuan ini membantu memahami ketidakberhasilan pengobatan pada pasien dan bertujuan untuk pengobatan kanker yang lebih personal dan efektif.

Penelitian oleh tim dari Mayo Clinic mengidentifikasi protein spesifik pada jaringan kanker usus besar yang terkait dengan resistensi terhadap terapi immuno. Protein yang ditemukan adalah fibronectin dan smooth muscle actin, yang dapat menjelaskan mengapa terapi ini tidak efektif bagi banyak pasien dengan kanker usus besar metastatik.

Meskipun immunotherapy merupakan terobosan dalam pengobatan kanker, banyak pasien tidak merespon pengobatan ini. Penelitian ini berusaha mencari biomarker prediktif untuk memahami pasien yang mungkin memiliki resistensi terhadap pengobatan, yang dapat membantu menghindari efek samping dari terapi yang tidak berguna.

Tim peneliti menggunakan teknologi digital spatial profiling untuk menganalisis ekspresi protein secara bersamaan dan lokasi mereka dalam jaringan. Pendekatan ini memberi mereka gambaran jelas tentang perilaku tumor dan interaksi protein di dalam dan sekitar sel kanker.

Investigasi terfokus pada area marginal tumor, di mana sel kanker menyebar dan kekebalan tubuh berperang melawan kanker. Penelitian menemukan bahwa fibroblas yang terkait dengan kanker menghasilkan protein ini, yang dapat menghambat respons kekebalan antitumor.

Penemuan ini merupakan langkah menuju pengobatan kanker usus besar yang lebih personal dan efektif, memberikan waktu yang lebih baik sebelum penyakit meningkat.

Penelitian ini mengungkap protein yang berkontribusi pada resistensi terhadap immunotherapy pada kanker usus besar. Identifikasi biomarker ini diharapkan dapat membantu menentukan terapi yang lebih efektif bagi pasien, mengurangi kemungkinan efek samping dari pengobatan yang tidak berguna. Dengan demikian, penemuan ini menawarkan harapan untuk pendekatan yang lebih terfokus dalam pengobatan kanker ini.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *