Studi mengungkapkan bahwa risiko kanker serviks tetap rendah untuk wanita yang memenuhi kriteria berhenti skrining, namun meningkat seiring bertambahnya usia dan waktu sejak skrining terakhir. Pedoman tahun 2012 menyarankan wanita dapat berhenti skrining pada usia 65 tahun jika memenuhi kriteria tertentu. Evaluasi strategi alternatif sangat disarankan.
Studi terbaru menemukan bahwa meskipun risiko kanker serviks tetap rendah bagi wanita yang memenuhi kriteria untuk berhenti melakukan skrining, risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia dan waktu yang berlalu sejak skrining terakhir. Menurut pedoman 2012 dari beberapa organisasi kesehatan nasional, wanita dapat berhenti skrining pada usia 65 tahun jika telah mengalami skrining yang memadai, seperti memiliki 3 hasil tes Papanicolaou negatif berturut-turut atau 2 hasil tes HPV dan Papanicolaou negatif berturut-turut setelah usia 55 tahun.
Penelitian ini dilakukan untuk memvalidasi risiko kanker serviks grade 3 (CIN3) yang diperkirakan dalam model-model sebelumnya. Analisis melibatkan 4 model dari Cancer Intervention and Surveillance Modeling Network-Cervical Cancer, di mana model ini juga memperkirakan risiko kanker serviks dan kematian akibat kanker serviks. Hasil kelangsungan hidup dilaporkan berdasarkan usia, stadium, dan waktu dengan perkiraan spesifik usia dipergunakan untuk mengakomodasi kematian yang tidak berhubungan dengan kanker serviks.
Komparasi dilakukan dengan mengasumsikan tes dengan sensitivitas sempurna dilakukan 3 dan 5 tahun setelah berhenti skrining. Rangkaian risiko kumulatif dan kondisi usia untuk kejadian kanker serviks serta kematian dilaporkan sebagai hasil utama. Hasil menunjukkan bahwa risiko kanker serviks berkisar antara 0,001% hingga 0,003% pada usia 70 tahun, sedangkan risiko kematian akibat kanker serviks berkisar antara 0% hingga 0,001%.
Dari model yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa risiko kanker serviks dan kematian akibat kanker serviks tetap rendah, namun dibutuhkan evaluasi strategi alternatif yang mempertimbangkan risiko-risiko kanker dan kematian terkait, serta potensi kerugian akibat skrining. Hal ini terutama penting mengingat meningkatnya beban komorbiditas dan risiko kematian di kalangan wanita yang lebih tua.
Kesimpulan menunjukkan bahwa meskipun risiko kanker serviks dan kematian terkaitnya rendah setelah berhenti skrining, risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia dan waktu sejak skrining terakhir. Penting untuk mempertimbangkan strategi alternatif dan risiko yang berkaitan dengan skrining, terutama pada wanita yang lebih tua dengan komorbiditas meningkatkan.
Sumber Asli: www.contemporaryobgyn.net