Pentingnya Skrining Kanker Kolorektal di Filipina

Kanker kolorektal adalah kanker ketiga paling umum di Filipina, dengan 20.736 kasus baru dan 10.692 kematian di tahun 2022. Skrining penting untuk deteksi dini dan mengurangi risiko kematian. Rekomendasi mencakup tes imunokimia tinja dan kolonoskopi mulai usia 50 tahun. Biaya skrining lebih rendah dibandingkan biaya pengobatan.

Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga paling umum dan penyebab kematian terkait kanker keempat di Filipina. Pada tahun 2022, terdapat 20.736 kasus baru dengan 10.692 kematian. Pentingnya skrining untuk mendeteksi kanker ini lebih awal sehingga risiko kematian dapat ditekan cukup signifikan.

Kanker kolorektal adalah penyakit di mana sel abnormal di usus besar atau rektum berkembang tidak terkendali, membentuk tumor ganas. Risiko dapat diturunkan dengan:
– Menjaga berat badan sehat.
– Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
– Mengonsumsi makanan kaya sayur, buah, dan biji-bijian, serta rendah daging merah dan olahan.
– Menghindari alkohol dan rokok.

Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari polip, pertumbuhan abnormal di lapisan dalam usus besar atau rektum. Polip adenoma punya kemungkinan lebih tinggi untuk berubah menjadi kanker. Gejala umum termasuk perubahan kebiasaan buang air, darah dalam tinja, nyeri perut, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa polip tidak menunjukkan gejala, mengapa skrining tetap diperlukan.

Deteksi dini kanker kolorektal sangat membantu mengurangi angka kematian. Skrining mampu menemukan polip prakanker yang dapat diangkat sebelum menjadi kanker. Dengan skrining, pengobatan dapat dilakukan lebih efektif.

Masyarakat Gastroenterologi Filipina merekomendasikan skrining melalui tes imunokimia tinja (FIT) dan kolonoskopi mulai usia 50 tahun. FIT adalah tes sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk mendeteksi darah tersembunyi dalam tinja.

Kolonoskopi adalah metode skrining standar emas karena memungkinkan dokter melihat dan memeriksa seluruh usus besar dan rektum dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa 86% orang Filipina berusia 20 tahun ke atas bersedia berpartisipasi dalam program skrining kanker kolorektal.

Meskipun kesadaran publik mengenai kanker kolorektal masih rendah, responden dengan pendapatan lebih tinggi dan pendidikan lebih tinggi menunjukkan pengetahuan lebih baik tentang manfaat skrining. Biaya kolonoskopi sering menjadi penghalang, tetapi lebih rendah daripada biaya pengobatan kanker.

Temuan penelitian dapat membantu pembuat kebijakan merancang kampanye edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan mengatasi kesalahpahaman tentang skrining kanker kolorektal. Semoga tingkat partisipasi dalam program skrining dapat meningkat secara signifikan.

Skrining kanker kolorektal sangat penting untuk deteksi dini dan pengurangan risiko kematian. Masyarakat harus lebih sadar akan manfaat skrining, khususnya untuk orang berusia 50 tahun ke atas. Edukasi dan dukungan kebijakan diperlukan untuk meningkatkan partisipasi dalam program skrining.

Sumber Asli: www.bworldonline.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *