Kanker Kolorektal: Tantangan bagi Pasien Muda dan Solusi yang Diperlukan

Kanker kolorektal (CRC) kini semakin banyak terjadi pada pasien berusia 30-40 tahun, instruksi dari gaya hidup seperti pola makan tidak sehat. EOCRC lebih agresif dan memiliki tingkat kekambuhan lebih tinggi. Deteksi yang terlambat menyebabkan diagnosa pada stadium lanjut, memperburuk prognosis. Perlu kesadaran dan skrining dini untuk mengatasi masalah ini.

Kanker kolorektal (CRC) umumnya terdiagnosis pada pasien berusia di atas 50 tahun. Namun, belakangan ini, terjadi peningkatan signifikan pada kelompok usia lebih muda, yaitu 30-40 tahun. Perubahan ini terutama disebabkan oleh faktor gaya hidup seperti pola makan tidak sehat, peningkatan konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik, menurut penelitian dari Delhi State Cancer Institute (DSCI).

Kanker kolorektal yang muncul lebih awal (EOCRC), atau CRC pada individu di bawah 50 tahun, cenderung lebih agresif dengan tingkat kekambuhan yang lebih tinggi pasca terapi, sehingga membuat kelangsungan hidup jangka panjang lebih sulit. Penting untuk meningkatkan kesadaran, melakukan skrining dini, dan intervensi cepat di kalangan penduduk India.

Prevalensi EOCRC di India meningkat dengan cepat, tapi sering terdiagnosis pada stadium lanjut akibat deteksi yang terlambat. Faktor-faktor penyebabnya termasuk perubahan pola makan, gaya hidup sedentari, obesitas, predisposisi genetik, serta paparan lingkungan. Banyak pasien muda juga sering mengabaikan gejala awal, mengakibatkan diagnosa yang terlambat dan meningkatkan angka kematian serta kekambuhan.

Kanker kolorektal pada pasien muda biasanya memiliki mutasi genetik yang berbeda dibandingkan kanker pada lansia. Mutasi pada gen KRAS dan BRAF lebih umum terjadi pada pasien yang lebih muda, menyebabkan perilaku tumor yang lebih agresif. Pasien muda sering mengabaikan gejala atau menyalahkan kondisi lain yang lebih ringan, sehingga diagnosis sering terlambat.

Tantangan dalam diagnosis dan perawatan diantaranya:
1. Diagnosis terlambat: Gejala CRC sering disalahartikan dengan masalah gastrointestinal jinak.
2. Kesulitan pengobatan: Kurangnya skrining rutin pada usia ini berkontribusi terhadap diagnosis yang terlambat.
3. Tingkat kekambuhan lebih tinggi: Pasien muda berisiko lebih tinggi mengalami kekambuhan kanker setelah pengobatan.
4. Respon terhadap pengobatan: Meskipun dapat menangani pengobatan intensif, karakteristik EOCRC dapat membuat pengobatan umum menjadi kurang efektif.

Diagnosis dini sangat penting, terutama untuk individu dengan riwayat keluarga atau predisposisi genetik. EOCRC lebih sulit dan cenderung kambuh dengan frekuensi dan keparahan yang lebih tinggi. Untuk menangani masalah ini, penelitian mendalam, kampanye kesadaran, dan strategi skrining yang lebih baik untuk populasi muda berisiko tinggi sangat diperlukan.

Kanker kolorektal pada pasien muda menjadi isu mendesak di India dengan meningkatnya prevalensi EOCRC yang agresif dan tingkat kekambuhan yang tinggi. Diagnosis dini, kesadaran tinggi, dan skrining bagi kelompok berisiko adalah langkah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan meningkatnya kasus, upaya lebih lanjut dibutuhkan untuk memperbaiki deteksi dini dan pengobatan di kalangan pasien muda.

Sumber Asli: www.ndtv.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *