Vasektomi, sebagai metode kontrasepsi, diulas dalam konteks potensi risikonya terhadap kanker prostat. Penelitian menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara keduanya, meski ada sedikit peningkatan risiko. Pedoman AUA menyatakan bahwa vasektomi tidak meningkatkan risiko terserang kanker prostat.
Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang melibatkan pemotongan atau penyegelan saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra. Ada perdebatan mengenai kaitan antara vasektomi dan risiko kanker prostat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vasektomi mungkin sedikit meningkatkan risiko kanker prostat, namun pedoman klinis saat ini menyatakan bahwa risiko tersebut sebanding dengan individu yang tidak menjalani prosedur ini.
Sebuah meta-analisis tahun 2017 dari 53 studi dengan lebih dari 14,7 juta peserta menunjukkan hubungan yang nyaris tidak signifikan antara vasektomi dan kanker prostat. Penulis studi menyimpulkan bahwa hubungan ini tidak cukup kuat untuk menghentikan orang dari melakukan vasektomi untuk tujuan kontrasepsi.
Ulasan 2022 menganalisis 37 studi dengan lebih dari 16,9 juta orang dan menemukan hubungan signifikan antara vasektomi dan risiko kanker prostat tingkat rendah. Namun, tidak jelas apakah vasektomi secara langsung menyebabkan kanker prostat. Penulis studi menyarankan agar mereka yang mempertimbangkan vasektomi berdiskusi dengan dokter tentang risiko potensial ini.
Ada batasan dalam penelitian yang ada, misalnya, tingkat deteksi kanker prostat di antara orang yang menjalani vasektomi cenderung lebih tinggi. Ini mungkin menjelaskan asosiasi tersebut. Namun, karena pemeriksaan menurunkan risiko kanker prostat lanjutan dan fatal, kasus tersebut mungkin lebih jarang di antara orang yang menjalani vasektomi.
Sebuah meta-analisis internasional tahun 2018 menunjukkan tidak adanya efek perlindungan dari vasektomi reversi terhadap risiko kanker prostat. Pedoman klinis dari American Urological Association (AUA) diperbarui pada 2015, menyatakan bahwa mereka yang menjalani vasektomi tidak memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Jika ada kekhawatiran mengenai hubungan ini, mereka disarankan untuk berbicara dengan dokter.
Beberapa faktor risiko kanker prostat termasuk usia di atas 50 tahun, etnis (risiko lebih tinggi pada pria kulit hitam), dan riwayat keluarga. Meskipun banyak faktor tidak dapat dikendalikan, ada langkah-langkah pencegahan seperti berolahraga, menjaga berat badan sehat, dan pola makan seimbang.
Meskipun ada penelitian yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara vasektomi dan kanker prostat, AUA tetap berpendapat bahwa tidak ada peningkatan risiko nyata dari prosedur ini. Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk deteksi awal.
Kaitan antara vasektomi dan risiko kanker prostat masih menjadi perdebatan. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko kecil, pedoman dari AUA menyatakan bahwa vasektomi tidak meningkatkan risiko kanker prostat. Diskusi dengan dokter sangat penting bagi mereka yang mempertimbangkan prosedur ini. Faktor lain, seperti usia dan riwayat keluarga, juga sangat penting dalam mempertimbangkan risiko kanker prostat.
Sumber Asli: www.medicalnewstoday.com