Uji klinis ASCOLT menunjukkan aspirin tidak secara signifikan menambah kelangsungan hidup bebas penyakit pada kanker kolorektal, meski ada tren positif. Ditemukan juga bahwa aspirin bermanfaat bagi pasien dengan mutasi PIK3CA, mengindikasikan potensinya dalam terapi adjuvan. Penelitian yang lebih lanjut diperlukan untuk validasi hasil ini.
Uji klinis ASCOLT merupakan studi fase 3 internasional tentang aspirin untuk mencegah kekambuhan kanker kolorektal. Dipimpin oleh ilmuwan klinis dari Singapura, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun aspirin tidak meningkatkan kelangsungan hidup bebas penyakit secara statistik, ada tren konsisten yang menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup pada pasien. Hasil positif dari studi lain terkait mutasi PIK3CA juga mendukung pentingnya aspirin dalam mencegah kekambuhan kanker kolorektal, khususnya pada subkelompok tertentu.
ASCOLT dijalankan antara 2009 dan 2021 dengan melibatkan 1.587 pasien dari 66 rumah sakit di 11 negara. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, satu menerima 200 mg aspirin setiap hari dan satu lagi plasebo. Meskipun tidak mencapai titik akhir utama, studi ini memberikan tren positif pada kelangsungan hidup, dengan efek samping aspirin yang minimal dan tidak signifikan dibanding plasebo.
Hasil uji coba ini menunjukkan pentingnya karakteristik molekuler, seperti mutasi PIK3CA, dalam menentukan pasien yang akan mendapatkan manfaat paling besar dari penggunaan aspirin. Ini menunjukkan potensi aspirin untuk jadi bagian dari pengobatan kanker kolorektal mendatang, terutama bagi pasien yang diidentifikasi melalui biomarker.
Peneliti dari ASCOLT berencana untuk melanjutkan analisis molekuler lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik manfaat aspirin. Mereka juga berharap bahwa studi ini akan mendorong penelitian lebih lanjut dan validasi pada populasi etnis yang lebih beragam, dengan tujuan akhir meningkatkan perawatan kanker di seluruh dunia.
Uji coba ASCOLT menyoroti potensi aspirin dalam mencegah kekambuhan kanker kolorektal, walaupun hasil utama tidak signifikan. Tren positif menunjukkan manfaat jangka panjang aspirin, terutama pada subkelompok dengan mutasi PIK3CA. Peneliti berkomitmen untuk melanjutkan studi ini dan berharap aspirin dapat menjadi terapi yang terjangkau dan efektif untuk kanker di masa depan.
Sumber Asli: www.news-medical.net