Dukungan nutrisi penting dalam perawatan kanker anak, namun sering diabaikan. Anak-anak dengan kanker berisiko mengalami masalah nutrisi, dan perbaikan status nutrisi dapat memperbaiki hasil klinis. Penelitian terkini berupaya membangun pemahaman yang lebih baik tentang evaluasi dan intervensi nutrisi, serta pemberdayaan pengasuh untuk mendukung anak-anak ini. Penelitian lebih lanjut serta pedoman standar dibutuhkan untuk mengoptimalkan dukungan nutrisi.
Dukungan nutrisi semakin dianggap penting dalam perawatan pasien kanker pediatrik, namun sering kali diabaikan. Anak-anak dengan kanker berisiko tinggi mengalami masalah nutrisi akibat penyakit dan efek samping pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa memperbaiki status nutrisi dapat mempengaruhi hasil klinis, mengurangi toksisitas pengobatan, dan memperbaiki angka kematian.
Meskipun perhatian terhadap penilaian dan dukungan nutrisi meningkat, masih belum ada pendekatan sistematis yang mapan. Survei yang dilakukan oleh Associazione Italiana di Ematologia ed Oncologia Pediatrica (AIEOP) menunjukkan perlunya bukti yang lebih solid untuk konsistensi dalam pendekatan nutrisi di antara pusat onkologi pediatrik. Penulis di topik penelitian ini berupaya mengurangi kesenjangan ini melalui penelitian baru dan ringkasan aspek-aspek dalam perawatan nutrisi yang terus berkembang.
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menilai status nutrisi. Penelitian oleh Runco et al. meneliti konsentrasi serum growth differentiation factor 15 (GDF15) pada anak-anak, menemukan bahwa kadar GDF15 lebih tinggi saat diagnosis dan selama pengobatan dibandingkan subjek sehat. Meskipun tidak berkorelasi dengan status nutrisi, studi ini menunjukkan potensi GDF15 sebagai target terapeutik.
LaLonde et al. menyoroti pentingnya dukungan nutrisi dalam transplantasi sel punca hematopoietik allogenik (allo-HCT), terutama kemampuan pengasuh. Studi ini menunjukkan perlunya dukungan untuk pengasuh yang mengalami kesulitan emosional dan ekonomi untuk mengoptimalkan penyediaan dukungan nutrisi.
Kedua penelitian ini menggarisbawahi dua konsep kunci: pencarian biomarker serum untuk malnutrisi yang inovatif, dan pemberdayaan pengasuh sebagai langkah penting untuk dalam perbaikan nutrisi anak-anak selama pengobatan. Dengan lebih dari 85% pasien kanker anak yang bertahan setelah lima tahun, nutrisi harus dipandang sebagai faktor penting untuk mengurangi efek jangka panjang dari pengobatan kanker.
Feit et al. dan Guida et al. memberikan ulasan mengenai strategi baru untuk assessment dan intervensi nutrisi pada penyintas kanker anak. Meskipun masih kurang bukti yang kuat, kedua karya tersebut menunjukkan perlunya pedoman standar dalam pendekatan ini. Pertimbangan peran kecerdasan buatan dalam memprediksi risiko malnutrisi juga diusulkan agar dapat membimbing penanganan nutrisi secara personal di masa depan.
Kesimpulannya, dukungan nutrisi dalam pengobatan kanker anak masih memerlukan banyak perhatian dan penelitian lebih lanjut. Pertanyaan yang perlu dijawab meliputi waktu yang tepat untuk dukungan nutrisi, dari diagnosis hingga dampak jangka panjang. Upaya kolaborasi seperti pedoman bersama dari AIEOP dapat memberikan kerangka kerja yang jelas untuk praktik sehari-hari dan penelitian masa depan. Pemanfaatan mikrobioma usus juga bisa menjadi strategi penting dalam pengobatan kanker yang lebih efektif dengan pendekatan nutrisi yang sesuai.
Dukungan nutrisi dalam perawatan kanker pediatrik merupakan topik yang semakin penting namun sering diabaikan. Anak-anak yang menderita kanker memiliki kebutuhan nutrisi yang sangat berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, yang menunjukkan pentingnya penelitian dan penanganan khusus. Tantangan dalam penilaian status nutrisi dan perlunya penyelarasan antara keluarga dan petugas kesehatan berfungsi untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan bagi pasien kanker.
Dukungan nutrisi merupakan bagian penting dalam perawatan kanker anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan penilaian nutrisi serta pendekatan sistematis. Collaborative efforts dan peran pemantauan terhadap mikrobioma usus dapat meningkatkan hasil pengobatan dan memperpanjang umur pasien kanker anak. Kebutuhan untuk standar pedoman dalam pengelolaan nutrisi semakin mendesak seiring meningkatnya jumlah pasien yang bertahan hidup.
Sumber Asli: www.frontiersin.org