Memahami “Chromosome Shattering” Dapat Mengarah ke Strategi Pengobatan Kanker Baru

Penelitian menunjukkan bahwa sel kanker mengeksploitasi jalur perbaikan DNA untuk mengatasi pengobatan, khususnya melalui proses bernama chromothripsis. Hal ini terkait dengan pengaturan ulang kromosom yang berperan dalam resistensi obat kanker. Inhibisi jalur Fanconi anemia menjadi potensi strategi baru dalam pengobatan kanker.

Penelitian dari UT Southwestern Medical Center mengungkap bahwa sel kanker memanfaatkan jalur genetik terkait perbaikan DNA untuk meningkatkan keganasan dan menghindari pengobatan. Temuan mereka, dipublikasikan dalam jurnal Cell, menjelaskan bagaimana dalam beberapa tumor terjadi pengaturan ulang kromosom secara besar-besaran, yang dapat mengarah pada strategi baru untuk mengatasi resistensi obat kanker.

“Penelitian kami menjawab pertanyaan mekanistik penting dalam biologi kanker dengan mengidentifikasi sumber chromothripsis, yaitu proses mutasi akibat shattering kromosom. Chromothripsis memungkinkan sel kanker untuk berevolusi dengan cepat melalui pengaturan ulang kromosom secara ekstensif,” ujar Peter Ly, Ph.D., pemimpin penelitian.

Chromothripsis terjadi pada 30%-40% kanker dan sering ditemukan pada tumor agresif seperti sarkoma, glioblastoma, dan kanker pankreas. Proses ini dapat terjadi ketika mitosis berlangsung tidak normal, membuat kromosom terjebak dalam paket abnormal bernama mikronukleus.

Kromosom dalam mikronukleus tidak mereplikasi dengan baik dan mengaktifkan jalur Fanconi anemia untuk perbaikan DNA, di mana kompleks enzim memotong kromosom menjadi bagian, menyebabkan shattering yang khas dalam chromothripsis. Potongan-potongan ini sering dijahit kembali dalam urutan yang salah, mengakibatkan pengaturan ulang kromosom yang dapat menginaktivasi gen pelindung terhadap perkembangan kanker.

Selanjutnya, penelitian mengindikasikan bahwa penghambatan jalur Fanconi anemia dapat digunakan bersamaan dengan obat lain untuk mengatasi sel kanker yang resisten terhadap terapi. Pada sel tumor melanoma yang dirawat dengan terapi targeted, sel-sel yang tidak memiliki jalur Fanconi tidak mengalami chromothripsis dan tidak mengembangkan resistensi obat.

“Temuan ini dapat mengarah pada strategi baru yang menggabungkan penghambatan jalur Fanconi dengan obat lain untuk melawan kemunculan sel kanker resisten terapi,” kata Dr. Ly.

Artikel ini membahas fenomena klinis berupa chromothripsis dan perannya dalam mekanisme resistensi obat pada sel kanker. Juga diulas jalur Fanconi anemia yang berfungsi dalam memperbaiki kerusakan DNA, dan bagaimana peranannya bisa menjadi target baru dalam terapi kanker.

Penelitian ini mengungkap bagaimana chromothripsis dapat memicu perubahan genetik pada sel kanker yang berkontribusi terhadap resistensi obat. Pemahaman tentang jalur Fanconi anemia dan efeknya terhadap shattering kromosom dapat membuka jalan untuk strategi pengobatan baru yang lebih efektif.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *