Teknik Mencegah Neuropati Induksi Taksa pada Kanker Payudara

Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa pendinginan dan kompresi tangan dapat mengurangi risiko neuropati taksan pada wanita dengan kanker payudara. Dalam percobaan yang melibatkan 101 pasien, kedua teknik ini menunjukkan efektivitas yang signifikan dalam mencegah neuropati tingkat ≥ 2.

Penelitian di Jerman (POLAR) yang dilaporkan di JAMA Oncology menunjukkan bahwa pendinginan tangan dan kompresi tangan dapat mengurangi risiko neuropati yang diinduksi oleh taksan pada wanita dengan kanker payudara primer. Penelitian ini melibatkan 101 pasien yang terdaftar di National Center for Tumor Diseases Heidelberg dari November 2019 hingga Januari 2022. Pasien dibagi secara acak untuk menerima terapi pendinginan atau kompresi pada tangan dominan mereka, sementara tangan nondominan tidak diobati.

Kedua intervensi ini menunjukkan pengurangan signifikan dalam kejadian neuropati perifer yang diinduksi kemoterapi dengan tingkat ≥ 2. Pada kelompok pendinginan tangan, 29% pasien mengalami tingkat ≥ 2 neuropati, dibandingkan dengan 50% pada kelompok kontrol (P = .022). Sementara itu, dalam kelompok kompresi tangan, 24% pasien mengalami tingkat ≥ 2 neuropati, dibandingkan dengan 38% pada kelompok kontrol (P = .008).

Pasien yang mengalami neuropati tingkat ≥ 2 menunjukkan penurunan status kesehatan global selama dan 6 hingga 8 bulan setelah terapi taksan. Penyelidik menyimpulkan bahwa: “Dalam uji klinis acak ini, pendinginan dan kompresi tangan sangat efektif dan signifikan mengurangi risiko neuropati tingkat tinggi.” Laura L. Michel, MD, PhD dari National Center for Tumor Diseases, Heidelberg University Hospital, adalah penulis korespondensi untuk artikel JAMA Oncology.

Hasil dari penelitian POLAR menunjukkan bahwa teknik pendinginan dan kompresi tangan efektif dalam mengurangi neuropati yang diinduksi oleh taksan pada pasien kanker payudara. Intervensi ini mengurangi kejadian neuropati tingkat ≥ 2 dan meningkatkan kesehatan pasien selama dan setelah pengobatan. Penelitian ini memberikan bukti penting untuk praktik klinis dalam pengelolaan efek samping kemoterapi.

Sumber Asli: ascopost.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *