Penargetan protein VDAC2 dapat meningkatkan respons tumor terhadap imunoterapi dengan memperbaiki komunikasi sistem kekebalan. Penelitian dari St. Jude Children’s Research Hospital menemukan bahwa VDAC2 berfungsi sebagai penghambat sinyal, dan tanpa protein ini, sensitivitas tumor terhadap imunoterapi meningkat. Penelitian juga menunjukkan peran penting mitochondria dalam respons imun antitumor, membuka kemungkinan pengembangan terapi baru.
Penargetan protein VDAC2 dapat meningkatkan respons tumor terhadap imunoterapi dengan memperbaiki komunikasi sistem kekebalan tubuh. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature menunjukkan bagaimana beberapa sel kanker menggunakan VDAC2 sebagai penghambat sinyal, menghalangi sistem antikanker dalam berkomunikasi. Penelitian ini dari St. Jude Children’s Research Hospital dapat memandu imunoterapi untuk kanker yang sebelumnya sulit diobati, termasuk tumor padat pada anak-anak.
Tumor solid yang berhasil menemukan cara untuk menghindari sistem kekebalan tubuh mengurangi efektivitas imunoterapi. Dalam individu sehat, sel T dapat menghentikan pertumbuhan tumor dengan melepaskan interferon-gamma. Namun, efek ini terbatas pada banyak jenis kanker, sehingga mempersulit terapi antikanker. St. Jude menunjukkan bahwa menghilangkan VDAC2 saat ada interferon-gamma meningkatkan kematian sel kanker, menjadikannya lebih rentan terhadap imunoterapi.
Peneliti menggunakan skrining CRISPR-Cas9 untuk mengidentifikasi protein yang membantu tumor menghindari imunoterapi. Mencabut VDAC2 dari tumor meningkatkan sensitivitas terhadap imunoterapi pada model tikus kanker kulit, kolon, dan hati yang sebelumnya resisten.
VDAC2 berperan seperti penghambat sinyal, mencegah sel tumor menerima sinyal dari sistem kekebalan. Tanpa VDAC2, sel tumor lebih responsif terhadap interferon-gamma dan dapat mengaktifkan jalur kematian sel. Penargetan VDAC2 juga memungkinkan pelepasan interferon tipe I yang mendorong respons kekebalan yang lebih baik.
Mitochondria memiliki peran tak terduga dalam imunitas antitumor. Tanpa VDAC2, interferon-gamma dapat memicu mitochondria untuk melepaskan DNA uniknya, yang kemudian mengaktifkan jalur sinyal cGAS-STING dan molekul cytochrome c yang memicu kematian sel. Penelitian ini menunjukkan bahwa mitochondria lebih penting dalam imuniti antitumor daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menghambat VDAC2 secara spesifik, penelitian ini membuka jalan untuk pengembangan penghambat atau perbaikan jalur sinyalnya. Penargetan molekul sinyal yang melindungi sel tumor adalah arah penelitiannya yang menarik untuk meningkatkan efektivitas imunoterapi.
Penelitian ini mengungkapkan pentingnya VDAC2 dalam mengatur respons tumor terhadap imunoterapi, menunjukkan potensi penghambatnya untuk meningkatkan efektivitas pengobatan. Dengan pengurangan VDAC2, sel tumor menjadi lebih responsif terhadap sinyal kekebalan, membuka peluang untuk terapi baru yang lebih efektif bagi pasien kanker yang resisten. Mitochondria juga memainkan peran vital, memberikan wawasan baru dalam pengembangan strategi terapeutik.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com