Pedoman Kanker Paru Baru: Meningkatkan Akses Namun Kesenjangan Perawatan Masih Ada

Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker di AS. Pedoman terbaru meningkatkan akses ke skrining, meskipun kesenjangan tetap ada. Pasien tanpa asuransi dan yang tinggal di daerah pedesaan mengalami kesulitan mendapatkan skrining. Upaya dilakukan melalui edukasi dan kolaborasi komunitas untuk meningkatkan kesadaran.

Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker di Amerika Serikat. Skrining kanker paru-paru dapat menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker lebih dini, namun masih terdapat kesenjangan dalam perawatan. Guidelines terbaru telah meningkatkan akses, tetapi pasien yang tidak diasuransikan, tanpa penyedia perawatan primer, dan yang tinggal di daerah pedesaan kurang terlayani dalam hal skrining.

Pembaruan pedoman skrining kanker paru-paru telah meningkatkan jumlah skrining secara keseluruhan. Namun, kesenjangan dalam siapa yang dicakup oleh skrining masih ada. “Discrepancies for who is screened persist, underscoring the importance of addressing structural barriers in rural and underserved populations” – Dr. Tracy Crane, penulis utama.

Skrining menggunakan computed tomography dosis rendah telah diperkenalkan untuk mendeteksi kanker paru-paru stadium awal. Pada 2021, pedoman menyarankan untuk mulai skrining dari umur 50 tahun dan dengan riwayat merokok yang lebih ringan. Penelitian menunjukkan kurang dari setengah dari mereka yang berisiko tinggi telah melakukan skrining, terutama di kalangan pasien yang tidak diasuransikan atau tanpa penyedia layanan kesehatan.

Hambatan untuk menerima perawatan kanker meliputi kurangnya penyedia layanan kesehatan, biaya yang tinggi, dan kurangnya pengetahuan tentang kelayakan skrining. Biaya pemindaian bisa mencapai ratusan dolar tanpa asuransi. Ada program untuk memudahkan akses, tetapi tidak semua pasien menyadari adanya opsi tersebut.

Di daerah pedesaan, jarak ke fasilitas skrining bisa mencapai ratusan mil, dan unit skrining mobile bisa sangat mahal. Tim outreach di Sylvester berusaha mengidentifikasi pasien yang tidak mendapatkan skrining dan memberikan edukasi. “Kami kemudian mendatangi daerah tersebut untuk mendidik publik tentang skrining kanker paru-paru,” kata Dr. Estelamari Rodriguez, anggota tim outreach.

Ada juga usaha untuk meningkatkan jumlah skrining dengan melibatkan navigator pasien, memberi edukasi, dan menjadwalkan pemindaian. Kolaborasi dengan organisasi lokal telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan mengurangi ketidakpercayaan masyarakat terhadap skrining.

Guideline skrining kanker paru-paru baru telah meningkatkan akses, tetapi kesenjangan dalam pelayanan kesehatan tetap ada, terutama bagi kelompok berisiko tinggi. Upaya melalui edukasi dan kolaborasi dengan komunitas lokal diperlukan untuk mengatasi hambatan ini. Penting bagi semua pasien, terutama yang rentan, untuk menerima informasi yang tepat mengenai skrining untuk mendeteksi kanker lebih awal.

Sumber Asli: news.med.miami.edu

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *