Penyakit Ginjal Kronis pada Anak: Risiko dan Dampaknya

Penyakit Ginjal Kronis (CKD) di anak-anak meningkat di India, berpotensi menyebabkan kanker ginjal. CKD disebabkan oleh kelainan bawaan dan mempengaruhi berbagai organ. Deteksi dini serta diet dan pengobatan yang tepat penting untuk manajemen penyakit.

Penyakit Ginjal Kronis (CKD) mulai menjadi masalah kesehatan di kalangan anak-anak, dengan prevalensi di India lebih tinggi daripada rata-rata global. CKD ditandai dengan penurunan tingkat filtrasi glomerulus yang mengakibatkan kurangnya darah yang disaring dalam ginjal, serta peningkatan sekresi albumin yang mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain gagal ginjal, CKD juga mempengaruhi organ lain, dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, penyakit genetik, atau penyakit seperti glomerulonefritis.

CKD dapat menghasilkan dampak serius yang menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, penyakit kardiovaskular, penyakit tulang, dan penurunan daya tahan tubuh. Anak-anak dengan CKD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan jenis kanker ginjal tertentu. Dr. Pradnya Harshe, seorang nephrologist medis, menjelaskan bahwa CKD memicu peradangan kronis dan stres oksidatif yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali, meningkatkan risiko sel abnormal.

Semakin lama anak mengalami CKD, semakin besar kemungkinan mereka mengembangkan kanker ginjal di usia muda. Anak dengan CKD tingkat lanjut memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal, dengan dialisis jangka panjang mungkin meningkatkan risiko kanker ginjal karena paparan sel ginjal terhadap racun. Kondisi ini juga dapat menyebabkan akumulasi racun uremik yang merusak fungsi ginjal dan berpotensi menimbulkan aktivitas karsinogenik. Deteksi dini kelainan ginjal melalui ultrasound dan tes genetik sangat disarankan, terutama bagi keluarga dengan riwayat penyakit ini.

Penyakit Ginjal Kronis pada anak-anak dapat memicu masalah kesehatan serius, termasuk kanker ginjal. Mengingat dampak yang merugikan, deteksi dini dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk menurunkan risiko dan memperlambat perkembangan penyakit.

Sumber Asli: www.theweek.in

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *