Studi Inovatif Menunjukkan Keefektifan Area Target Kecil dalam Radioterapi Kanker Glottis

Studi terbaru menunjukkan bahwa gerakan laring saat menelan minimal selama radioterapi untuk kanker glottis tahap awal, mendukung penggunaan area target yang lebih kecil. Penelitian ini validasi teknik baru menggunakan MR-Linac, memungkinkan pengiriman radiasi yang lebih efektif sambil mengurangi kerusakan pada jaringan sehat. Temuan ini juga berpotensi meningkatkan hasil jangka panjang dan mengurangi risiko komplikasi serius untuk pasien.

Studi inovatif ini menunjukkan bahwa saat proses radioterapi pada kanker glottis tahap awal, gerakan laring saat menelan ternyata minimal. Penemuan ini mendukung teknik radioterapi yang memungkinkan penargetan daerah lebih kecil agar dapat menghancurkan sel kanker sambil mengurangi kerusakan pada jaringan sekitar. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari The Institute of Cancer Research dan The Royal Marsden NHS Foundation Trust, dengan dukungan dari Cancer Research UK dan dipublikasikan dalam jurnal Advances in Radiation Oncology.
Penelitian difokuskan pada kanker glottis tahap awal (ESGC) yang memengaruhi bagian tengah laring. Ahli menemukan bahwa menelan menyebabkan rata-rata pergerakan hingga 2,48 cm, tetapi frekuensi menelan rendah dan berdurasi singkat, sehingga dianggap tidak signifikan klinis. Ini berarti bahwa area target kecil saat terapi dapat ditentukan tanpa risiko besar kerusakan sel sehat.
Penggunaan teknologi MR-Linac memungkinkan visualisasi gerakan secara real-time yang diharapkan mampu mengurangi volume radiasi yang mengenai organ penting seperti arteri karotis. Ini bertujuan untuk meningkatkan hasil jangka panjang bagi pasien dengan mengurangi kemungkinan efek samping serius di masa depan, seperti stroke akibat kerusakan arteri karotis.
Dalam proses perencanaan radioterapi, penting untuk memperhitungkan gerakan kecil dari tumor untuk menentukan area yang aman untuk iradiasi. Peneliti membandingkan dosis radiasi dari beberapa metode, termasuk 3D-CRT dan teknik canggih seperti IMRT dan VMAT yang lebih disesuaikan untuk meminimalkan dosis terhadap jaringan sehat. Hasil menunjukkan bahwa teknik lebih terkonsolidasi memberikan dosis radiasi yang lebih rendah ke organ yang berisiko.
Dr. Amit Gupta, penulis utama studi, menyatakan bahwa pengukuran gerakan cukup penting dalam perencanaan radioterapi untuk ESGC. Dengan teknologi baru ini, mereka dapat membuat keputusan berbasis bukti yang mampu memperbaiki cara pengobatan kanker sambil melindungi organ di sekitar. Dr. Kee Howe Wong menekankan pentingnya analisis gerakan dalam perencanaan pengobatan. Ini dapat membantu memberikan terapi yang lebih efektif dan sesuai.

Kanker glottis adalah jenis kanker pada daerah tenggorokan yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Radioterapi adalah salah satu pilihan pengobatan yang efektif, tetapi sering kali mempengaruhi jaringan sehat di dekatnya, berisiko menyebabkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian ini menghadirkan wawasan bagaimana gerakan kecil dari laring selama proses menelan dapat memengaruhi keberhasilan radioterapi, serta bagaimana teknologi baru dapat memfasilitasi pendekatan yang lebih aman. Dengan melakukan studi tentang gerakan laring menggunakan MR-Linac, para peneliti dapat memberikan rincian yang lebih akurat dalam menentukan area target radiasi, yang dapat mengurangi kerusakan pada jaringan sehat dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang terserang kanker glottis. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil bagi pasien dengan menetapkan dosis radiasi yang tepat untuk menghancurkan sel kanker sambil melindungi organ yang lebih vital seperti arteri karotis dan tiroid.

Penelitian menunjukkan bahwa radioterapi untuk kanker glottis tahap awal dapat dilakukan dengan lebih aman dan efektif dengan menargetkan area yang lebih kecil karena gerakan laring saat menelan dianggap tidak signifikan. Dengan pemanfaatan teknologi MR-Linac, dosis radiasi dapat dikontrol lebih baik untuk melindungi jaringan sehat. Pendekatan ini berpotensi mengurangi risiko komplikasi jangka panjang bagi pasien, meningkatkan kualitas pengobatan dan hasil kesehatan secara keseluruhan.

Sumber Asli: www.icr.ac.uk

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *