Maret Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal: Pertimbangkan Diet Berbasis Tanaman

Bulan Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, mendorong perubahan pola makan ke diet berbasis tanaman. Diet kaya serat dari makanan nabati dapat mengurangi risiko kanker kolorektal, terutama di Hawaiʻi, yang memiliki angka tertinggi. Beralih ke pola makan sehat bisa menjadi langkah modifiable untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko. Dengan fokus pada makanan segar dan minim olahan, kita bisa melindungi diri dari kanker dan berdampak positif pada kesehatan secara keseluruhan.

Bulan Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, saat yang tepat untuk mempertimbangkan diet berbasis tanaman. Makanan nabati kaya serat dapat membantu mengurangi kontak antara karsinogen dan saluran pencernaan. Sebagai dokter di Honolulu, saya melihat dampak pola makan buruk pada kesehatan pasien setiap harinya.

Konsumsi berlebihan daging, produk susu, dan makanan olahan telah terbukti berhubungan dengan masalah kesehatan kronis. Penelitian dari Wuhan, Cina, menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dan kurangnya buah serta biji-bijian utuh menjadi faktor risiko signifikan bagi kanker gastrointestinal.

Tingkat kanker kolorektal di Hawaiʻi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Menurut Departemen Kesehatan Hawaiʻi, kanker kolong merupakan penyebab kematian kanker kedua tertinggi dengan 700 diagnosis dan 225 kematian per tahun.

Namun, ada harapan. Faktor risiko untuk kanker gastrointestinal dapat dimodifikasi. Kita bisa mengubah angka tersebut dengan memilih makanan yang lebih sehat. Di bulan ini, saya mendorong warga Hawaiʻi untuk menjalani skrining kanker kolorektal dan meninjau kembali pola makan mereka, beralih ke diet berbasis tanaman yang sehat.

Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan bahwa daging olahan adalah penyumbang besar untuk kanker kolorektal. Hanya dengan konsumsi 50 gram daging olahan sehari, risiko meningkat sebesar 18%. Sebaliknya, diet berbasis tanaman dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap kanker kolorektal dengan pola makan sehat yang mengandung banyak makanan nabati.

Bagi yang baru beralih ke diet berbasis tanaman, Physicians Committee for Responsible Medicine memberikan tips sederhana. Fokus pada makanan nabati yang minim diproses, hindari produk hewani, dan batasi lemak jenuh serta penggunaan minyak memasak.

Saya mendorong warga Hawaiʻi untuk menghentikan konsumsi daging olahan seperti Spam dan sosis, dan memanfaatkan buah tropis seperti pepaya, nanas, dan mangga, serta sayuran seperti ubi jalar dan daun hijau yang melimpah sepanjang tahun. Makanan ini akan meningkatkan kesehatan kita, melindungi dari kanker kolorektal, dan membantu kita tetap jauh dari ruang gawat darurat.

Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal penting untuk mempertimbangkan pola makan. Diet berbasis tanaman dapat mengurangi risiko kanker kolorektal dan meningkatkan kesehatan kita. Perubahan diet dan rutin menjalani skrining kanker adalah langkah krusial yang dapat dilakukan, terutama dengan adanya data yang menunjukkan meningkatnya risiko kanker di kalangan orang dewasa muda. Mari kita fokus pada makanan sehat untuk masa depan yang lebih baik.

Sumber Asli: www.civilbeat.org

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *