Pemeriksaan ctDNA membantu mengidentifikasi penyakit residu molekuler pada kanker kolorektal. Studi menunjukkan manfaat besar dalam mengarahkan pengobatan adjuvan dengan informasi akurat mengenai risiko kekambuhan. Teknologi ini diharapkan menjadi standar alat dalam pengelolaan kanker kolorektal di masa depan.
Pemeriksaan ctDNA (circulating tumor DNA) kini menjadi biomarker penting untuk mengenali penyakit residu molekuler (MRD) pada kanker kolorektal (CRC) dan kanker padat lainnya. Dengan sejumlah uji MRD yang sedang berlangsung, teknologi ini berpotensi meningkatkan perawatan pasien. Oleh karena itu, clinician tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang penerapan teknologi ini dalam keputusan pengobatan saat ini.
Dalam praktik klinis saat ini, dokter mempertimbangkan beberapa faktor seperti usia pasien, ukuran tumor, dan keterlibatan kelenjar getah bening untuk menentukan manfaat kemoterapi adjuvan. Namun, metode ini seringkali tidak akurat dan dapat menyebabkan perawatan yang tidak tepat. Penggunaan ctDNA untuk deteksi MRD membantu dokter menyesuaikan pengobatan dengan lebih baik.
Studi fase III CALGB (Alliance)/SWOG 80702 menunjukkan bahwa pasien yang hasil uji Signatera™ positif setelah operasi mendapatkan keuntungan signifikan dari penambahan celecoxib terhadap kemoterapi FOLFOX. Pasien teregistrasi menunjukkan masa bebas penyakit (DFS) lebih tinggi dengan adanya celecoxib, yaitu 41% dibandingkan 26,6% pada kelompok plasebo. Sebaliknya, pasien hasil negatif tidak melihat keuntungan dari penambahan ini, memperkuat temuan sebelumnya bahwa pasien MRD negatif memiliki tingkat kel存an lebih baik.
Analisis GALAXY dan BESPOKE CRC menunjukkan bahwa uji MRD tumor-informed yang menggunakan Signatera dapat sangat memprediksi risiko kekambuhan. Pasien ctDNA positif memiliki risiko kekambuhan lebih tinggi, sementara yang negatif tidak mendapatkan manfaat signifikan dari kemoterapi adjuvan. Selain itu, monitoring ctDNA longitudinal dapat memprediksi kekambuhan kanker dan membantu 30% dokter dalam menyesuaikan rencana pengobatan.
ctDNA dijadwalkan untuk menjadi alat standar dalam pengobatan CRC yang dapat memberikan informasi lebih baik tentang pengobatan. Banyak dokter mulai menggunakan alat ini di klinik untuk keputusan pengobatan yang lebih informatif, pemantauan yang lebih dekat, dan intervensi terapeutik lebih awal. Hal ini berpotensi meningkatkan hasil pasien secara signifikan.
Dalam pengelolaan kanker kolorektal, penggunaan uji ctDNA menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan akurasi keputusan perawatan. Dengan kemampuan untuk mendeteksi MRD, uji ini membantu dokter menyesuaikan pengobatan agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasien. Penelitian yang terus berlanjut menunjukkan dampak positif dari terapi terarah berbasis ctDNA, menawarkan masa depan yang cerah bagi manajemen kanker kolorektal.
Sumber Asli: www.insideprecisionmedicine.com