Kesadaran Terhadap Risiko Kanker Akibat Konsumsi Alkohol Meningkat

Kesadaran publik terhadap risiko kanker akibat alkohol meningkat, dengan 56% responden sekarang percaya bahwa konsumsi alkohol reguler dapat meningkatkan risiko kanker. Peringatan oleh Jenderal Bedah AS pada Januari 2025 berperan dalam meningkatkan kesadaran ini. Meskipun banyak yang menyadari dampaknya, sebagian besar tetap tidak terpengaruh saat ditawari minuman beralkohol.

Kesadaran publik tentang hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko kanker meningkat, menurut survei dari Annenberg Public Policy Center (APPC) di Universitas Pennsylvania. Lebih dari setengah responden (56%) sekarang percaya bahwa konsumsi alkohol secara teratur meningkatkan peluang terkena kanker, naik dari 40% pada September 2024. Sementara itu, 16% mengatakan bahwa alkohol tidak memengaruhi risiko kanker, turun dari 20%.

Survei dilakukan pada 30 Januari hingga 10 Februari 2025 terhadap lebih dari 1,700 orang dewasa di AS. Penelitian ini dilaksanakan tidak lama setelah peringatan dari Jenderal Bedah AS Dr. Vivek Murthy mengenai risiko alkohol terhadap kanker yang dirilis pada 3 Januari 2025. Peringatan tersebut merekomendasikan label peringatan pada kemasan alkohol untuk menunjukkan risiko kanker.

Awareness masyarakat terhadap peringatan ini terbilang signifikan. Di antara mereka yang mengetahui laporan-laporan tersebut, 29% mengaku akan lebih sedikit menerima minuman beralkohol pada acara sosial. Menurut Kathleen Hall Jamieson, Direktur APPC, “sintesis Jenderal Bedah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker mendapat perhatian.”

Survei juga menemukan bahwa hampir setengah responden (48%) menyatakan telah mendengar laporan mengenai dampak alkohol terhadap kesehatan. Dari yang mengetahui, 46% mengakui laporan yang mereka ketahui berasal dari Jenderal Bedah, tetapi banyak yang masih bingung mengenai laporan lain. Laporan dari National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NASEM) pada Desember 2024 juga menyoroti risiko kanker dari konsumsi alkohol moderat.

Meskipun banyak yang tidak mengetahui laporan NASEM, survei tersebut mengevaluasi itu. Dari mereka yang mengetahui adanya laporan, 47% mengatakan bahwa konsumsi alkohol moderat memiliki dampak buruk, sedangkan 25% mencatat efek positif dan negatif. Survei APPC menunjukkan bahwa hampir 61% responden tidak terpengaruh oleh laporan saat ditawari minuman beralkohol, meskipun 29% melaporkan sebaliknya.

Data survei ini berasal dari gelombang ke-23 panel representatif nasional terhadap 1,716 orang dewasa yang dilakukan oleh APPC. Margin kesalahan sampling adalah ± 3.4 persen di tingkat kepercayaan 95%. Semua angka dibulatkan dan dapat bervariasi akibat pembulatan.

Survei ini menunjukkan peningkatan kesadaran publik mengenai risiko kanker akibat konsumsi alkohol. Masyarakat semakin menyadari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari alkohol, meskipun banyak yang tetap tidak terpengaruh saat ditawari minuman beralkohol. Informasi dan peringatan dari pejabat kesehatan, seperti Jenderal Bedah, terbukti mampu mengubah perilaku masyarakat terkait konsumsi alkohol.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *