Peran FGFR2 dalam Agresivitas Kanker Pankreas Ditemukan dan Upaya Intersepsi

Penelitian di CSHL menemukan bahwa FGFR2 berperan penting dalam perkembangan kanker pankreas. Menghambat FGFR2 dapat memperlambat pembentukan tumor dan menawarkan harapan baru untuk intersepsi kanker pankreas.

Kanker pankreas diperkirakan akan menjadi kanker kedua yang paling mematikan pada tahun 2030. Diagnosis biasanya datang saat sudah sulit diobati, sehingga pertempuran melawan kanker ini terasa mendesak. David Tuveson dari Cold Spring Harbor Laboratory memberikan analogi tentang cara kita mengawasi tahi lalat di kulit kita, dengan menjelaskan bahwa versi awal kanker juga mungkin ada di pankreas yang tidak terlihat.

Penelitian di CSHL Cancer Center oleh Tuveson dan Claudia Tonelli menunjukkan cara “mengintercept” kanker pankreas sebelum menjadi kanker. Mereka menemukan bahwa FGFR2, gen yang berperan dalam memperkuat sinyal KRAS yang bermutasi, membuat bentuk awal kanker pankreas lebih agresif.

Dalam eksperimen menggunakan model tikus dan organoid, mereka menghambat FGFR2 pada waktu yang tepat dan menemukan bahwa pembentukan tumor melambat secara signifikan. Kombinasi penghambatan FGFR2 dan EGFR menunjukkan hasil yang lebih baik, dengan lebih sedikit “versi awal kanker” yang terbentuk.

Tonelli mencatat, “Dengan semakin banyaknya penghambat FGFR2 yang tersedia, penelitian ini membuka jalan untuk mengeksplorasi penggunaan kombinasi dengan penghambat EGFR dalam intersepsi kanker pankreas.” Hal ini bisa bermanfaat bagi pasien dengan riwayat keluarga kanker pankreas.

Dengan penemuan ini, diharapkan ada harapan baru dalam memperlambat kemajuan kanker pankreas, menjadikan waktu sebagai sekutu kita.

Penemuan baru di CSHL menunjukkan potensi penghambatan FGFR2 dan kombinasi dengan EGFR untuk memperlambat kanker pankreas. Penelitian ini memperkuat pentingnya deteksi dini dan intersepsi kanker sebelum berkembang menjadi stadium lanjut.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *