Studi menunjukkan adanya hubungan antara PFAS dalam air minum dan peningkatan kejadian kanker di AS. Sekitar 1.080 kabupaten terlibat dalam penelitian ini. Penelitian memperingatkan bahwa paparan PFAS perlu diwaspadai dan mendesak untuk penelitian lebih lanjutan.
PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances) adalah bahan kimia sintetis yang dikenal sangat sulit terurai dan telah terakumulasi di lingkungan sejak tahun 1940-an. Masyarakat umum terpapar PFAS melalui air minum yang terkontaminasi, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker. PFAS yang terdeteksi dalam air minum diklasifikasikan sebagai karsinogen Group 1 oleh Badan Penelitian Kanker Internasional.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology pada tahun 2025, mengeksplorasi hubungan antara kasus kanker baru di AS antara tahun 2016 hingga 2021 dan kadar PFAS dalam air minum. Peneliti menganalisis data dari 1.080 kabupaten, melibatkan sekitar setengah populasi AS, dan menemukan bahwa kehadiran PFAS dalam air minum berasosiasi positif dengan empat jenis kanker: kanker sistem pencernaan, sistem endokrin, rongga mulut dan faring, serta sistem pernapasan.
Prediksi epidemiolog GlobalData menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker yang terdiagnosis di AS akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang, termasuk kanker lambung, kolorektal, dan tiroid. Meskipun kondisi kanker tertentu, seperti kanker paru-paru sel non-kecil, tidak diperkirakan akan mengalami perubahan signifikan, kanker paru-paru sel kecil diperkirakan akan meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 2%.
EPA memantau kadar PFAS dalam air minum di AS dengan menetapkan batas maksimum yang diperbolehkan. Meskipun ini memberikan perlindungan, ada kekhawatiran bahwa regulasi dapat berubah karena administrasi politik saat ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme PFAS dalam menyebabkan kanker dan langkah-langkah mitigasi yang efektif.
Penelitian ini menegaskan bahwa PFAS dalam air minum memerlukan perhatian serius karena dapat mempengaruhi populasi besar, termasuk di area jauh dari sumber kontaminasi. Penulis penelitian memperingatkan bahwa data yang ada mungkin kurang lengkap, sehingga risiko asupan PFAS terhadap kanker mungkin sebenarnya lebih besar.
PFAS telah menjadi perhatian kesehatan masyarakat di AS karena keberadaannya dalam sistem air minum dan hubungan potensialnya dengan kanker. Sejak pertama kali diciptakan, PFAS telah digunakan di banyak produk konsumen, namun sifat mereka yang persisten membuat mereka terus ada di lingkungan. Penelitian terbaru berfokus pada bagaimana paparan terhadap PFAS yang terdapat dalam air minum dapat berkontribusi pada peningkatan kasus kanker di berbagai sistem organ.
Studi ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara PFAS dalam air minum dan peningkatan kejadian kanker di AS. Meskipun batas maksimum untuk PFAS sudah ditetapkan, masih ada kebutuhan mendesak untuk penelitian lebih lanjut guna memahami dampak kesehatan jangka panjang dari paparan PFAS dan mengembangkan strategi mitigasi untuk melindungi populasi yang terpapar.
Sumber Asli: www.clinicaltrialsarena.com