Studi baru menunjukkan bahwa tes genetik menggunakan skor risiko genetik jauh lebih efektif dalam mendeteksi kanker prostat yang signifikan dibanding skrining tradisional. Hasil menunjukkan banyak kanker agresif terlewat dalam metode konvensional, mendorong perlunya pendekatan deteksi yang lebih personal.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pengujian genetik dengan menggunakan polygenic risk score (PRS) dapat mendeteksi kanker prostat lebih efektif dibandingkan metode skrining tradisional seperti PSA dan MRI. Penelitian ini menargetkan pria dengan risiko genetik tertinggi dan menemukan bahwa banyak kanker agresif terlewatkan oleh skrining konvensional. Hal ini memberi jalan menuju strategi deteksi dini kanker yang lebih personal dan efektif.
Studi tersebut dilakukan di Inggris dengan melibatkan pria berusia 55-69 tahun yang telah mendaftar untuk skrining. Sebanyak 40,292 orang diundang, di mana 8,953 dari mereka menunjukkan minat, dan 6,393 melakukan penilaian risiko genetik. Hasilnya, 11.7% terdeteksi memiliki risiko genetik tinggi dan 62.8% dari mereka menerima MRI dan biopsi. Menariknya, 71.8% dari kanker signifikan secara klinis tidak terdeteksi menggunakan jalur diagnostik standar.
Dari peserta yang didiagnosis, 63.1% memiliki kadar PSA di bawah ambang batas tradisional, tetapi tetap terdiagnosis dengan kanker agresif. Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi antara PSA, hasil MRI, dan analisis risiko genetik dapat meningkatkan akurasi deteksi kanker prostat lebih baik dibanding menggunakan metode tradisional saja. Hal ini berpotensi mengurangi jumlah kasus yang terdiagnosis tanpa perlu dan mempercepat pengobatan untuk kanker yang lebih berbahaya.
Studi mengindikasikan bahwa lebih dari 20% deteksi kanker melalui metode risiko genetik adalah overdiagnosis. Namun, pengawasan aktif masih memungkinkan penanganan kanker risiko rendah secara efektif, sehingga memperkecil risiko pengobatan yang tidak perlu. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya implementasi pencitraan genetik ke dalam program skrining nasional untuk memberikan perawatan yang lebih dipersonalisasi dan meningkatkan hasil klinis bagi pasien.
Secara keseluruhan, penelitian ini mengarahkan perhatian pada pentingnya pemprofilan risiko genetik dalam deteksi awal kanker prostat. Pendekatan ini memiliki potensi untuk menyelamatkan nyawa dan perlu diteliti lebih lanjut untuk diperluas pada populasi yang lebih beragam dan untuk memperhalus panduan usia skrining dalam konteks yang lebih luas.
Menargetkan pria dengan skor risiko genetik tertinggi membawa peningkatan signifikan dalam deteksi kanker prostat yang penting secara klinis dibandingkan dengan metode tradisional. Ini meminimalisir diagnosis kanker yang tidak berbahaya dan meningkatkan pengobatan untuk kanker agresif. Dengan terus meneliti dan mengimplementasikan pemprofilan genetik dalam program skrining, kita dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan untuk pasien dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Sumber Asli: www.news-medical.net