Aktivitas fisik berkontribusi pada kesejahteraan penyintas kanker remaja dan dewasa muda. Hanya 55% dari mereka yang mencapai target aktivitas fisik. Ada pengaruh signifikan dari faktor demografis terhadap partisipasi. Penelitian menekankan perlunya intervensi yang ditargetkan untuk mendukung aktivitas fisik dalam kelompok ini.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik pada pasien remaja dan dewasa muda yang selamat dari kanker dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dalam jangka panjang. Studi dari Childhood Cancer Survivor Study ini diungkapkan dalam Kongres ONS ke-50, mengindikasikan bahwa aktivitas fisik tidak hanya membantu mengurangi efek samping kanker dan pengobatan, tetapi juga berdampak positif bagi kehidupan mereka.
Dalam analisis, 55% pasien melaporkan mencapai minimal 6 jam MET per minggu pada awal studi, dengan angka ini menurun menjadi 47% dan 43% pada dua titik waktu berikutnya. Enam jam MET diperoleh dari tiga sesi olahraga intensif selama 15 menit setiap pekan. Juga teridentifikasi faktor yang menghambat aktivitas fisik, seperti jenis kelamin perempuan, usia lebih tua, diagnosis sistem saraf pusat, dan pengobatan yang kompleks.
Rebecca Hoover, asisten profesor di Montana State University, menyatakan, “Temuan ini menggarisbawahi kesenjangan yang berkelanjutan dalam partisipasi aktivitas fisik, bahkan setelah bertahun-tahun setelah pengobatan berakhir.” Penelitian ini menekankan perlunya intervensi yang ditargetkan untuk mendukung aktivitas fisik di kalangan penyintas kanker remaja dan dewasa muda.
Secara keseluruhan, 1400 pasien terlibat dalam penelitian ini selama hingga 21 tahun untuk memantau perubahan dalam aktivitas fisik. Pada saat diagnosis, mayoritas adalah wanita dan pasien dengan riwayat Hodgkin’s lymphoma, keganasan tulang, dan leukemia menjadi kategori utama. Penelitian ini fokus pada pasien berusia 15 hingga 21 tahun, yang mencakup kurang dari 4% kasus kanker tahunan, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun lebih dari 85%.
Studi ini bertujuan melaporkan karakteristik demografi dan variabel terkait kanker dari penyintas kanker remaja dan dewasa muda. “Remaja dewasa muda yang perempuan dan menjalani pengobatan intensif dapat meraih manfaat dari intervensi yang dirancang khusus,” ungkap Hoover.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya aktivitas fisik bagi penyintas kanker remaja dan dewasa muda. Diperlukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam aktivitas fisik, terutama untuk kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi seperti perempuan dan pasien dengan diagnosis tertentu. Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk pengembangan strategi dukungan yang lebih baik.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com