Studi menunjukkan bahwa diet berbasis tumbuhan yang sehat dapat mengurangi risiko kanker payudara pada wanita, dengan manfaat terbesar terlihat pada wanita pascamenopause. Partisipan yang memiliki skor tinggi pada indeks diet sehat menunjukkan pengurangan risiko signifikan.
Sebuah studi kasus pada wanita Iran menunjukkan bahwa diet berbasis tumbuhan yang sehat dapat mengurangi risiko kanker payudara, terutama pada wanita pascamenopause. Wanita dengan skor tinggi pada indeks diet berbasis tumbuhan sehat (hPDI) memiliki peluang 50% lebih rendah untuk terkena kanker payudara setelah mengatur faktor seperti riwayat keluarga dan suplementasi vitamin D. Kanker payudara merupakan kanker paling umum di kalangan wanita di seluruh dunia, dengan lebih dari dua juta kasus setiap tahunnya.
Berbagai faktor non-modifiable seperti genetika, usia, dan riwayat reproduksi meningkatkan risiko, sedangkan faktor yang dapat diubah seperti konsumsi alkohol dan kebiasaan makan juga berkontribusi. Pemodifikasi diet dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait kanker payudara hingga sepertiga. Pola diet sehat seperti Mediterania dan DASH telah menunjukkan efek pencegahan kanker payudara.
Penelitian ini melibatkan 133 wanita dengan kanker payudara dan 265 wanita sehat. Informasi diet diperoleh melalui kuesioner frekuensi makanan. Kualitas makanan berbasis tumbuhan dievaluasi menggunakan indeks diet berbasis tumbuhan umum (PDI), hPDI, dan uPDI. Makanan dibagi menjadi tiga kelompok: makanan hewani, makanan berbasis tumbuhan tidak sehat, dan makanan berbasis tumbuhan sehat.
Temuan menunjukkan bahwa wanita pascamenopause yang mengonsumsi diet berbasis tumbuhan sehat memiliki 74% pengurangan risiko kanker payudara. Makanan bergizi seperti sayuran, buah, dan biji-bijian utuh mengandung serat tinggi serta antioksidan, yang dapat menurunkan risiko kanker payudara. Selain itu, wanita dengan BMI di bawah 25 menunjukkan hubungan terbalik antara diet sehat dan risiko kanker payudara.
Diet berbasis tumbuhan juga diketahui memperbaiki regulasi glukosa darah dan resistensi insulin, yang berhubungan dengan kanker payudara ER-negatif. Namun, penelitian ini tidak menganalisis status reseptor hormon tumor. Peneliti menyarankan agar studi mendatang mempertimbangkan jenis kanker payudara dan status menopause pasien untuk interpretasi yang lebih akurat.
Melihat semua temuan ini, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dapat menganalisis subtipe tumor secara langsung, termasuk status reseptor hormon.
Diet berbasis tumbuhan yang sehat berpotensi mengurangi risiko kanker payudara, terutama bagi wanita pascamenopause. Upaya untuk meningkatkan kualitas pola makan harus menjadi fokus, bukan hanya berbasiskan tumbuhan. Mengurangi konsumsi makanan berbasis tumbuhan tidak sehat juga dapat berperan penting. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk jelas mengaitkan efek diet dengan jenis kanker payudara.
Sumber Asli: www.news-medical.net