NCCN memperbarui pedoman kanker kolon pada 24 April 2025, menekankan pentingnya pengujian varian DPYD sebelum kemoterapi berbasis fluoropyrimidin. Pembaruan ini juga menambahkan seksyen baru tentang prinsip farmakogenetika dan menghapus rekomendasi merujuk pasien ke terapis enterostomal. Apoteker diharapkan berperan aktif dalam diskusi dan pengujian genetik.
National Comprehensive Cancer Network (NCCN) memperbarui pedoman kanker kolon pada 24 April 2025. Perubahan ini belum pernah terjadi sebelumnya, melibatkan penekanan pada pentingnya pengujian varian gen DPYD sebelum memulai kemoterapi berbasis fluoropyrimidin. Menyusul pemahaman yang berkembang tentang farmakogenetika, pembaruan ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan pengobatan kanker.
Ryan S. Nelson, PharmD, dari ARUP Laboratories dan Daniel L Hertz, PharmD, PhD, dari University of Michigan College of Pharmacy, menekankan dalam artikel mereka bahwa pembaruan NCCN merupakan langkah positif untuk meningkatkan keselamatan dalam kemoterapi. “Bagi mereka yang bekerja keras menerapkan bukti farmakogenetik dalam praktik klinis, pembaruan NCCN ini sangat berarti,” ujar mereka.
Ada tiga pembaruan utama dalam pedoman kanker kolon yang baru. Pertama, pengujian gen DPYD sekarang direkomendasikan sebelum kemoterapi fluoropyrimidin. Namun, pengujian ini bersifat opsional dan harus didiskusikan dengan pasien. Masih ada kekurangan data untuk modifikasi dosis yang tepat berdasarkan varian DPYD.
Kedua, ada penambahan bagian baru tentang prinsip-prinsip farmakogenetika dalam pedoman. Ini menyoroti pentingnya farmakogenetika dalam praktik onkologi dan memberikan panduan tentang cara melakukan pengujian DPYD.
Ketiga, rekomendasi untuk merujuk pasien ke terapis enterostomal untuk penandaan dan pengajaran situs pra-operasi sudah dihapus. Meski hal ini tidak langsung berdampak pada terapi obat, apoteker perlu menyadari perubahan dalam praktik persiapan pasien.
Bagi apoteker, pembaruan ini menunjukkan pengakuan NCCN terhadap pentingnya pengobatan yang dipersonalisasi. Apoteker dapat lebih terlibat dalam diskusi pengujian DPYD dengan pasien dan penyedia layanan kesehatan. Dengan demikian, mereka dapat membantu memantau rekomendasi dosis farmakogenetik yang akan datang dan bekerja sama dengan tim onkologi untuk menyesuaikan rencana perawatan.
Seiring berkembangnya peran farmakogenetika dalam onkologi, apoteker berperan penting dalam memastikan keamanan dan efektivitas perawatan kanker. Menurut Nelson dan Hertz, apoteker di posisi yang tepat untuk memimpin implementasi pengujian DPYD dan mendidik penyedia tentang pentingnya pengujian.
Pembaruan NCCN di pedoman kanker kolon 2025 menegaskan pentingnya pengujian DPYD sebelum kemoterapi. Ini adalah langkah maju dalam penerapan farmakogenetika di praktik klinis. Selain peluang bagi apoteker untuk terlibat lebih dalam, hal ini juga menandai pergeseran menuju pengobatan yang lebih dipersonalisasi, di mana integrasi pengujian genetik akan semakin penting. Apoteker harus memanfaatkannya untuk memastikan keamanan pasien dan memajukan praktik terbaik dalam pengobatan kanker.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com