Dr. Deena M. Atieh Graham membahas penelitian penting kanker ovarium, termasuk DENALI trial dengan azenosertib dan GLORIOSA study dengan mirvetuximab soravtansine yang baru disetujui oleh FDA. Hasil menunjukkan kemajuan dalam terapi dan kelangsungan hidup pasien.
Dr. Deena M. Atieh Graham, seorang onkolog medis di John Theurer Cancer Center di Hackensack Meridian Health, berbicara tentang penelitian penting yang sedang berlangsung pada pasien kanker ovarium setelah Hari Kanker Ovarium Sedunia. Dalam pernyataannya, Graham menyoroti beberapa studi yang dianggap signifikan dan menjanjikan.
Salah satu penelitian itu adalah fase 2 DENALI trial (NCT05128825) yang sedang berlangsung. Pada pertemuan tahunan SGO ke-2025 tentang Kanker Wanita, data dari bagian 1b menjadi perhatian. Penelitian ini meneliti inhibitor WEE1, azenosertib, pada pasien dengan kanker ovarium yang resisten terhadap platinum. Pada batas waktu data 13 Januari 2025, tingkat respons objektif (ORR) untuk pasien dengan penyakit positif siklin E1 (n = 43) mencapai 34,9% (95% CI, 21,0%-50,9%).
Untuk populasi yang dimaksud, pasien dengan penyakit positif siklin E1 (n = 48) memperoleh ORR sebesar 31,3% dan durasi respons rata-rata 6,3 bulan. Graham juga memberikan informasi tentang studi fase 3 GLORIOSA (NCT05445778). Studi ini menganalisis kombinasi mirvetuximab soravtansine-gynx (Elahere) dan bevacizumab (Avastin) dibandingkan dengan monoterapi bevacizumab pada pasien dengan kanker ovarium yang receptor folat α (FRα)-tinggi. Hasil dari penelitian ini dinanti-nanti, terutama untuk evaluasi kelangsungan hidup bebas progresi (PFS).
Pada Maret 2024, FDA telah memberikan persetujuan penuh untuk mirvetuximab soravtansine bagi pasien dengan kanker ovarium epitel, tuba fallopi, atau kanker peritoneal primer yang positif FRα, dan yang sebelumnya telah menerima 1 hingga 3 regimen terapi sistemik. Keputusan regulasi ini didukung oleh hasil dari fase 3 MIRASOL trial (NCT04209855) yang menunjukkan bahwa pasien yang menerima terapi ini (n = 227) mencapai kelangsungan hidup keseluruhan median 16,5 bulan. Ini dibandingkan dengan 12,7 bulan bagi pasien yang menerima terapi kemoterapi menurut pilihan peneliti (n = 226).
Ada perbedaan yang signifikan, dengan median PFS 5,6 bulan untuk pasien yang menerima ADC versus 4,0 bulan untuk kelompok kontrol. Jadi, banyak reaksi positif terhadap hasil ini dari komunitas medis. Graham mengingatkan pentingnya tetap mengikuti data onkologi yang terbaru dan mempengaruhi praktik klinis. Kanker ovarium memang menjadi perhatian besar dalam penelitian dan pasien terus diharapkan mendapatkan pengobatan yang lebih baik di masa depan.
Penelitian terkini dalam pengobatan kanker ovarium menunjukkan kemajuan signifikan, terutama dengan studi DENALI yang menguji azenosertib serta penelitian GLORIOSA yang memanfaatkan kombinasi obat. Selain itu, persetujuan FDA untuk mirvetuximab soravtansine membawa harapan baru bagi pasien dengan kanker ovarium. Data ini menandai langkah maju dalam pengobatan kanker ovarium di masa depan.
Sumber Asli: www.onclive.com