Peneliti Fox Chase Cancer Center Dapat Dana untuk Riset Pengobatan Kanker Kandung Kemih

Dr. Pooja Ghatalia dari Fox Chase Cancer Center mendapat dana DoD untuk meneliti pendekatan baru dalam pengobatan kanker kandung kemih. Fokus studi ini adalah mengurangi efek samping dari terapi yang kini digunakan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Riset ini melibatkan tim profesional dan menjanjikan solusi inovatif.

Pooja Ghatalia, seorang profesor di Fox Chase Cancer Center, baru-baru ini mendapat dukungan dana dari Departemen Pertahanan (DoD) untuk riset inovatif mengenai pengurangan toksisitas dalam pengobatan kanker kandung kemih. Penelitian ini khususnya ditujukan untuk pasien dengan kanker urothelial metastatik yang selama ini menjalani pengobatan dengan efek samping yang parah. Pendanaan ini bersumber dari Congressionally Directed Medical Research Programs (CDMRP).

Riset ini berfokus pada cara baru dalam pengobatan yang diharapkan dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap pengobatan, serta kualitas hidup mereka. “Ini sangat menarik melihat studi ini akhirnya bisa dilakukan,” ungkap Ghatalia, menambahkan bahwa fokus mereka adalah mengurangi pengobatan berlebihan dan mencari terapi yang lebih aman.

Saat ini, terapi lini pertama untuk pasien dengan kanker urothelial metastatik adalah kombinasi dari enfortumab vedotin (EV) dan pembrolizumab (P). EV berfungsi mengantarkan kemoterapi secara langsung ke sel kanker, sementara P meningkatkan kemampuan sistem imun pasien untuk menyerang sel kanker. Namun, pengobatan ini juga dapat menyebabkan efek samping serius, seperti kerusakan saraf, terutama jika diberikan dalam jangka waktu lama.

Dengan dana sebesar $1,9 juta, Ghatalia dan timnya akan melakukan percobaan fase II untuk menguji pendekatan baru dalam cara pemberian EV/P. Tim ini juga melibatkan Erin K. Tagai dan Eric Ross dari Fox Chase. Rencana mereka adalah memulai fase induksi EV/P selama 18 minggu, kemudian dilanjutkan dengan pemeliharaan di mana pasien hanya menerima P.

Tim resmi ini percaya bahwa model induksi ditambah pemeliharaan tersebut dapat berfungsi dengan baik seperti model pengobatan saat ini tanpa memperburuk efek samping. Di samping itu, Ghatalia menekankan bahwa hasil studi ini akan memberi klinisi panduan baru tentang kebolehan menghentikan EV setelah enam siklus pengobatan.

Target utama dari penelitian ini adalah mencapai tingkat kelangsungan hidup bebas penyakit sebesar 44% dalam jangka waktu 18 bulan. Kita juga akan menilai kualitas hidup pasien melalui survei untuk memahami kesehatan umum mereka dan dampak dari pengobatan terhadap gejala kanker kandung kemih.

Point menarik lain dari studi ini adalah eksplorasi mengenai apakah DNA tumor yang bersirkulasi (ctDNA) dapat menunjukkan respons pengobatan dan hasilnya. Dengan mengambil sampel darah pada waktu-waktu tertentu kemudian menganalisis hasil di belakang, tim berharap ctDNA bisa digunakan untuk membantu menentukan kapan pasien boleh berhenti dari EV.

Penelitian ini berjudul “Pemeliharaan Pembrolizumab Setelah Induksi Enfortumab Vedotin/Pembrolizumab dalam Kanker Urothelial Metastatik Lini Depan” dan dibiayai melalui penghargaan DoD CDMRP. Dari 51 aplikasi yang diajukan, penelitian ini berhasil mendapatkan dukungan dana, hanya lima di antaranya yang terpilih.

Penelitian oleh Dr. Pooja Ghatalia di Fox Chase Cancer Center menerima dana dari DoD guna mengeksplorasi metode baru dalam pengobatan kanker kandung kemih. Fokus utamanya adalah mengurangi efek samping dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan target penelitian yang menjanjikan dan dukungan yang terbatas, hasil dari studi ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi praktisi medis dalam mengelola pengobatan kanker.

Sumber Asli: www.foxchase.org

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *