Penemuan Besar Cancer 3D: Tumor Berperilaku Seperti Jaringan Invasif

Cancer 3D mengumumkan penemuan penting tentang cara kanker menginvasi jaringan, menunjukkan bahwa metastasis berfungsi sebagai jaringan terkoordinasi dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan mikrotomografi 3D untuk mendapatkan wawasan baru tentang perilaku tumor, berpotensi mengubah standar diagnosis dan perencanaan terapi.

Moskow, Rusia – 13 Mei 2025 (GLOBE NEWSWIRE) – Komunitas riset Cancer 3D baru saja mengumumkan penemuan besar dalam penelitian kanker yang mengubah pemahaman tentang penyakit metastatik. Dalam sebuah studi yang didukung oleh Dana Sains Rusia dan diterbitkan di jurnal Cancers, tim riset multidisiplin ini menunjukkan bahwa invasi dan metastasis kanker mengikuti pola jaringan yang berkelanjutan, di mana tumor sekunder bertindak sebagai pusat penyebaran baru.

Studi ini memanfaatkan mikrotomografi X-ray resolusi tinggi untuk menangkap visualisasi tiga dimensi dari perkembangan tumor dengan ketepatan mikroskopis, memberikan perspektif baru tentang bagaimana kanker menyusup ke jaringan dan organ. Menggabungkan pendekatan ini dengan histologi tradisional, tim menciptakan analisis spasial yang komprehensif tentang perilaku tumor dalam jaringan hidup.

“Temuan kami menunjukkan bahwa kanker bukan hanya penyakit agresif, tetapi juga sistem yang sangat adaptif dan terkoordinasi,” kata Sergey Tkachev, Peneliti Utama dari Institut Kedokteran Regeneratif di Universitas Sechenov dan peneliti utama di Cancer 3D. “Metastasis bukan sekadar titik akhir yang pasif—mereka menjadi node aktif yang terus melanjutkan invasi dalam siklus berkelanjutan.”

Fokus penelitian ini adalah pada karsinoma sel skuamosa esofagus dengan menggunakan sampel tumor yang diambil dari pasien dan ditransplantasikan ke tikus imunodefisiensi untuk mereplikasi proses invasif dan metastatik. Untuk pertama kali, peneliti berhasil menangkap migrasi kolektif sel tumor dalam tiga dimensi. Sel-sel ini menunjukkan perilaku kompleks: membentuk proyeksi mirip jari ke dalam limpa, meluncur di sepanjang lapisan peritoneum, dan menembus jaringan pankreas, semua ini tanpa merusak struktur di sekitarnya.

“Mikrotomografi memungkinkan kami merekonstruksi penyebaran tumor melalui peritoneum dengan cara yang sebelumnya hanya diduga,” ungkap Tkachev. “Kami melihat bagaimana sel kanker bergerak seperti unit terkoordinasi—mirip dengan amoba sosial—memanfaatkan struktur jaringan yang ada untuk maju dengan sedikit penghancuran.”

Studi tersebut memberikan bukti kuat untuk model metastasis berbasis jaringan yang pertama kali diusulkan oleh peneliti kanker Peter Friedl pada tahun 2011. Hal ini menantang paradigma linear penyebaran tumor dan menunjukkan bahwa strategi terapeutik baru harus fokus pada pemutusan siklus yang saling memperkuat ini.

Tak kalah penting, penelitian Cancer 3D juga mengungkap bahwa analisis histologi dua dimensi yang tradisional bisa jadi salah memaknai fitur-fitur penting seperti “tumor budding”. Dalam 3D, tonjolan ini terlihat sebagai ekstensi dari massa tumor utama, bukan struktur terisolasi, yang membuka pertanyaan baru tentang standar diagnostik saat ini.

Dampak dari pekerjaan Cancer 3D tidak hanya sebatas wawasan akademis. Dengan memungkinkan pencitraan 3D yang tepat dari tumor yang diangkat bedah, kelenjar getah bening, dan sampel biopsi, teknologi ini dapat meningkatkan akurasi staging kanker dan perencanaan pengobatan. Protokol-training kini sedang dikembangkan untuk mengaplikasikan mikrotomografi pada blok parafin yang telah diambil, jaringan payudara dan paru-paru yang diangkat, dan biopsi tulang.

“Di Cancer 3D, misi kami adalah mengubah cara dunia melihat kanker—literally dan secara ilmiah,” kata Tkachev. “Penemuan ini membuka jalan baru untuk medis personal, terutama dalam melawan tumor metastatik di mana terapi saat ini biasanya gagal. Kami mengundang semua kolaborator untuk bergabung dalam proyek ini.”

Dengan potensi untuk berfungsi sebagai standar emas baru dalam visualisasi tumor, Cancer 3D terus memimpin langkah dalam menggabungkan pencitraan biomedis, onkologi, dan analitik berbasis AI.

Penemuan baru dari Cancer 3D meningkatkan pemahaman kita tentang metastasis kanker dengan menunjukkan bahwa tumor menyebar dalam pola jaringan yang saling menguntungkan. Teknologi 3D ini berpotensi mengubah diagnosis dan pengobatan kanker, memberi harapan baru untuk pengembangan terapi yang lebih efektif, terutama dalam menghadapi tumor setiap metastatik yang selama ini sulit diobati.

Sumber Asli: www.globenewswire.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *