Studi UChicago Ungkap Efek Samping Mengejutkan Terapi Radiasi Dosis Tinggi

Ilustrasi penelitian efek radiasi tinggi yang mengubah pertumbuhan tumor.

Studi baru dari UChicago Medicine menunjukkan bahwa radiasi dosis tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan tumor metastatik yang tidak terpapar. Penelitian ini mendemonstrasikan pentingnya protein amphiregulin dalam proses ini, yang dapat mengubah cara kita memahami radioterapi dan pengobatan kanker metastatik.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature oleh peneliti di UChicago Medicine Comprehensive Cancer Center mengungkapkan efek samping mengejutkan dari terapi radiasi dosis tinggi. Mereka menemukan bahwa dosis tinggi radiasi dapat menyebabkan pertumbuhan tumor metastatik yang sudah ada, meski tidak langsung diobati dengan radiasi. Fenomena ini disebut “badscopal effect,” berbanding terbalik dengan efek abscopal yang biasanya membuat tumor di lokasi jauh menyusut setelah pengobatan radiasi.

Para peneliti meyakini bahwa efek ini muncul karena radiasi dosis tinggi meningkatkan produksi protein amphiregulin yang dihasilkan oleh sel tumor. Peningkatan amphiregulin ini melemahkan kekebalan tubuh dalam melawan kanker dan memperkuat kemampuan sel kanker untuk melindungi diri. Temuan tersebut dapat membuka jalan baru bagi strategi terapeutik yang lebih efektif bagi pasien kanker metastatik.

Radioterapi sering digunakan untuk menangani tumor yang terlokalisasi, dalam kombinasi dengan operasi atau kemoterapi. Dalam beberapa tahun terakhir, metode ini juga digunakan untuk kanker yang memiliki penyebaran terbatas, seperti oligometastasis. Meskipun demikian, banyak pasien oligometastasis yang tidak menunjukkan respons positif terhadap terapi radiasi, mungkin karena tumor metastasis jauh berkembang setelahnya.

Ralph Weichselbaum, MD, menyatakan penelitiannya berfokus pada bagaimana dosis tinggi radiasi justru bisa merangsang pertumbuhan tumor di lokasi yang tidak terpapar radiasi, berkontribusi terhadap pengembangan metastasis. Hal ini terungkap pada penelitian yang melibatkan biopsi pasien di trial klinis yang menerima terapi radiasi dosis tinggi yang dikenal sebagai Stereotactic Body Radiotherapy (SBRT).

Dalam penelitian ini, tumor yang terpapar radiasi menunjukkan peningkatan ukuran, terutama di lokasi metastatik yang sudah ada. Selanjutnya, tim peneliti memahami bahwa peningkatan ekspresi amphiregulin pada tumor setelah radiasi berperan signifikan dalam pertumbuhan metastasis. Amphiregulin ini mengikat pada reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) dan memicu jalur sinyal penting yang mendukung kelangsungan hidup dan proliferasi sel.

Penelitian juga dilakukan pada model hewan untuk melihat efek radiasi pada kanker paru dan payudara. Ditemukan bahwa meski radiasi mengurangi munculnya situs metastatis baru, tetap saja meningkatkan pertumbuhan metastasis yang sudah ada. Dengan menghalangi amphiregulin, ukuran tumor luar area radiasi dapat berkurang, menunjukkan potensi untuk menggabungkan terapi radiasi dengan penghambatan amphiregulin.

Selain itu, analisis darah pasien menunjukkan bahwa ketidakmampuan untuk menurunkan amphiregulin setelah SBRT berkorelasi dengan hasil yang buruk. Munculnya sel myeloid yang bersifat imunosupresif juga terlihat meningkatkan progresi dan kematian akibat metastasis. Penelitian sebelumnya juga mengindikasikan bahwa menghilangkan sel myeloid ini dapat mengurangi ukuran dan frekuensi metastasis.

Amphiregulin juga terlibat dalam sinyal “jangan makan saya” (CD47) di sel tumor, yang menghalangi makrofag untuk melawan tumor. Hasil penelitian memberikan wawasan baru dan berpotensi membawa perubahan dalam pendekatan terapi radiasi untuk kanker metastatik. Kombinasi penghambatan amphiregulin dan CD47 dengan terapi radiasi di model hewan menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pengendalian metastasis.

Para peneliti merencanakan untuk melakukan trial klinis lebih lanjut untuk mengeksplorasi dan mengonfirmasi hasil ini. Weichselbaum menekankan bahwa hasil ini membuka cara baru untuk memahami efek sistemik dari terapi radiasi.

Studi di UChicago menemukan bahwa dosis tinggi radiasi menghasilkan efek samping yang tak terduga, akibat meningkatnya amphiregulin, yang justru dapat merangsang pertumbuhan tumor metastatik yang tidak terpapar. Penelitian ini menandai pentingnya memahami hubungan antara radiasi dan kesehatan sistem imun, serta berpotensi mengubah terapi kanker metastatik di masa depan.

Sumber Asli: www.uchicagomedicine.org

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *