Risiko Kesehatan Jangka Panjang pada Penyintas Kanker Anak

Ilustrasi peningkatan risiko kesehatan pada penyintas kanker anak dalam palet warna biru dan hijau yang menenangkan.

Survivor kanker masa kecil memiliki risiko tinggi untuk penyakit ginjal kronis dan hipertensi. Studi baru ini menunjukkan munculnya risiko ini setelah terapi, dan mendesak pembaharuan pedoman pemantauan kesehatan mereka. Pengetahuan akan risiko ini penting untuk pencegahan serta perawatan awal agar kualitas hidup mereka dapat lebih baik.

Survivor kanker masa kecil berisiko tinggi mengalami penyakit ginjal kronis dan hipertensi, yang harus diperhatikan oleh para profesional kesehatan. Penelitian baru menunjukkan bahwa risiko ini muncul tidak lama setelah terapi kanker berakhir. Dengan lebih dari 10 ribu survivor yang diteliti dalam studi ini, hasilnya menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperbarui pedoman pemantauan kesehatan mereka.

Sebuah studi besar yang dirilis dalam JAMA Network Open melibatkan 10.182 survivor kanker masa kecil yang diikuti selama 27 tahun. Dibandingkan dengan dua kelompok kontrol, termasuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan populasi anak secara umum, survivor kanker memiliki insiden kumulatif CKD mencapai 20,85%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 16,47% pada anak yang dirawat di rumah sakit dan 8,05% di populasi umum.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa survivor kanker masa kecil memiliki peluang dua kali lipat untuk mengalami komplikasi ginjal daripada anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Dan hampir lima kali lebih besar dibandingkan anak-anak sehat. Penelitian ini menekankan perlunya pemantauan yang lebih ketat terkait tekanan darah dan kesehatan ginjal.

Masalah ginjal dan tekanan darah mulai tampak dalam tahun pertama setelah pengobatan, dan meningkat seiring waktu. Meski insiden CKD sekitar 8% di antara survivor, penulis studi mencurigai angka sebenarnya bisa lebih tinggi. Mereka juga menyarankan bahwa perawatan awal untuk CKD dan hipertensi dapat memperlambat perkembangan penyakit.

Terlepas dari risiko tinggi ini, banyak pedoman pemantauan efek jangka panjang bagi survivor kanker anak tidak memiliki rekomendasi konkret untuk pemantauan ginjal. Ada sedikit konsensus tentang siapa yang perlu disaring, jenis tes apa yang diperlukan, seberapa sering, atau berapa lama. Penulis berpendapat bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menyelaraskan pedoman internasional dalam pemantauan ginjal dan hipertensi.

Beberapa terapi kanker sudah terbukti meningkatkan risiko ginjal. Misalnya, radiasi dan transplantasi sel induk, serta agen nefrotoksik seperti cisplatin. Analisis studi menunjukkan bahwa survivor yang menerima terapi ini berisiko lebih tinggi untuk mengalami CKD atau hipertensi. Namun, ada keterbatasan data terkait faktor-faktor seperti anthracyclines yang berpotensi berkontribusi pada hipertensi sekunder.

Meski ini adalah studi terbesar yang mengevaluasi hasil ginjal pada populasi ini, penulis mengakui ada batasan-batasan. Misalnya, penggunaan data administrasi membatasi ketepatan dalam mengidentifikasi stadium CKD. Penulis merekomendasikan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi survivor mana yang berisiko tinggi dan untuk mengembangkan pendekatan skrining yang lebih efektif.

Kerjasama antara organisasi terkait ginjal dan kanker sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas jangka panjang. Penelitian ini memberi bukti kuat untuk perubahan kebijakan kesehatan terkait penyintas kanker anak.

Akhirnya, kita harus lebih peduli dan proaktif dalam memantau kesehatan penyintas kanker masa kecil, memastikan bahwa mereka tetap terjaga dari risiko-risiko kesehatan serius di masa depan.

Survivor kanker masa kecil menunjukkan risiko signifikan untuk penyakit ginjal kronis dan hipertensi, terutama setelah melewati terapi kanker. Studi menunjukkan perlunya pedoman pemantauan yang lebih efektif dan awal untuk kelompok ini. Dengan dukungan untuk skrining yang lebih tepat dan kolaborasi antara berbagai organisasi kesehatan, diharapkan kita dapat meningkatkan kualitas hidup para survivor di masa depan.

Sumber Asli: www.ajmc.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *