Manfaat Skrining Kanker Serviks Mandiri dan Akurasinya

Alat skrining kanker serviks mandiri berwarna teal, latar belakang sederhana, menonjolkan kemudahan dan keakuratan.

Studi baru menunjukkan perangkat skrining kanker serviks yang dapat digunakan sendiri sangat akurat, mudah digunakan, dan lebih disukai dibandingkan pengambilan sampel oleh dokter. Metode ini diharapkan meningkatkan akses dan kepatuhan terhadap skrining kanker serviks di AS.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa perangkat skrining kanker serviks yang dapat digunakan sendiri (self-collected) menawarkan akurasi tinggi dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan pengambilan sampel yang dilakukan oleh tenaga medis. Penelitian ini, dipublikasikan dalam JAMA Network Open, mengungkapkan bahwa metode ini semakin disarankan setelah disetujuinya pengujian HPV berisiko tinggi oleh FDA pada 2014. Rekomendasi ini oleh US Preventive Services Task Force (USPSTF) telah memperluas opsi skrining dengan menyertakan metode pengambilan mandiri.

“Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pengambilan sampel secara mandiri di rumah memiliki tingkat penerimaan dan penggunaan yang tinggi, namun, masih ada kendala terkait sensitivitas dan kesepakatan bila dibandingkan dengan sampel yang diambil tenaga medis,” tulis para peneliti. Penelitian ini melibatkan peserta berusia 25 hingga 65 tahun dengan serviks yang utuh, dan kelompok yang diteliti mencakup populasi umum serta kelompok yang memiliki diagnosis positif HPV.

Dari 599 pasangan sampel yang dianalisis, hanya 2,3% hasil sampel mandiri (SC) yang dinyatakan tidak valid, sementara hanya 0,5% dari sampel yang diambil oleh tenaga medis (CC). Meski begitu, ketepatan positif sampel SC mencapai 95,2% untuk 14 jenis HPV. Penilaian ini menunjukkan besarnya kesesuaian antara metode pengambilannya.

Skrining ini juga melibatkan prosedur kolposkopi dan biopsi pada 245 peserta, menemukan lesi serviks di 48 individu. Sensitivitas klinis untuk lesi tingkat tinggi (CIN2+) mencapai 95,8%, sangat mendekati hasil yang diperoleh dari sampel yang diambil secara klinis.

Selama evaluasi setelah penggunaan perangkat SC, petugas medis hanya mencatat dua kejadian buruk, satu diantaranya adalah sedikit abrasi pada serviks. Tingkat pemahaman pengguna sangat baik, dengan 92,3% pasien merasa bahwa alat ini sangat mudah digunakan. Namun, banyak yang masih menghindari pemeriksaan di klinik karena alasan ketidaknyamanan, waktu, dan biaya.

Lebih dari 45% partisipan lebih memilih skrining di rumah dibandingkan dengan pengambilan sampel di klinik, dan sekitar 86% menyatakan bahwa mereka akan lebih rutin melakukan pemeriksaan jika opsi di rumah tersedia. Peneliti menyatakan, “Waktu yang tepat telah tiba untuk menerapkan skrining kanker serviks di rumah di AS, guna meningkatkan akses dan mencapai kemajuan untuk menghilangkan kanker serviks.”

Secara keseluruhan, penelitian menunjukan bahwa perangkat skrining kanker serviks yang dapat digunakan sendiri memberikan akurasi dan kemudahan penggunaan yang tinggi. Dengan preferensi peserta yang condong ke pengambilan sampel mandiri, metode ini diharapkan bisa meningkatkan angka partisipasi dan akses terhadap skrining dini kanker serviks. Hasil ini menunjukkan potensi signifikan dalam upaya pengendalian kanker serviks di masa mendatang.

Sumber Asli: www.contemporaryobgyn.net

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *