Olahraga Terstruktur Cegah Kekambuhan Kanker Kolorektal

Seorang pelatih sedang mendampingi orang-orang yang berolahraga di taman hijau, melambangkan pentingnya latihan untuk kesehatan.

Sebuah studi internasional menunjukkan bahwa olahraga terstruktur dapat mengurangi kekambuhan kanker kolorektal hingga 28% dan kematian hingga 37% bagi penyintas kanker. Program ini juga menunjukkan bahwa dukungan sosial dan rutinitas teratur sangat penting. Namun, studi lain memperlihatkan risiko polip pada pelari maraton, membuka perdebatan tentang dampak olahraga intens terhadap kesehatan kolon.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik berhubungan positif dengan kesehatan usus besar, khususnya dalam mencegah kekambuhan kanker kolorektal. Penelitian internasional yang disebut Studi Challenge ini mengungkapkan bahwa program olahraga terstruktur dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bagi penyintas kanker kolorektal. Dipresentasikan pada pertemuan medis, studi ini dilakukan di enam negara dan kaitannya cukup mencolok.

Hasilnya cukup menyentak. Para peserta di kelompok olahraga mengalami pengurangan kekambuhan kanker sebesar 28 persen dan penurunan angka kematian hingga 37 persen. Dalam program ini, mereka meningkatkan aktivitas fisik dengan berjalan cepat selama 45 menit, sebanyak empat kali seminggu. Ternyata, 90 persen peserta yang berolahraga tetap bebas kanker setelah lima tahun dibandingkan dengan hanya 74 persen yang tidak.

Ini menjadi bukti kuat bahwa olahraga tidak hanya berkaitan dengan hasil yang lebih baik, tetapi secara langsung meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada pasien kanker. Meski begitu, masih belum ada informasi tentang dampak serupa pada jenis kanker lain, seperti kanker payudara atau prostat. Namun, jelas ini adalah langkah maju yang signifikan.

Keberhasilan program ini juga terletak pada dukungan konsisten. Peserta berinteraksi dengan pelatih kebugaran setiap dua minggu di awal, lalu bulanan, yang membuat mereka lebih disiplin meski setelah perawatan berakhir. Walaupun cedera kecil, seperti cedera otot, terjadi sedikit lebih banyak di kelompok olahraga (19 persen dibanding 12 persen di kelompok kontrol), para peneliti menyatakan bahwa masalah-masalah tersebut tetap dapat dikelola dan banyak terbayar dengan manfaat kelangsungan hidup yang signifikan.

Namun, di sisi lain, studi lain yang dilakukan di Chicago menunjukkan ada peningkatan jumlah polip (pertumbuhan kecil di usus besar yang kadangkala dapat berkembang menjadi kanker) pada pelari maraton dibandingkan dengan populasi umum. Temuan yang tidak terduga ini memicu perdebatan mengenai pengaruh olahraga intens pada kesehatan usus besar jangka panjang.

Namun, perlu diingat bahwa studi tersebut tidak menemukan angka kanker yang lebih tinggi di antara pelari, dan sebagian besar polip yang terdeteksi berada pada risiko rendah. Ada beberapa kemungkinan penjelasan: atlet daya tahan mungkin menjalani pemeriksaan lebih sering, atau olahraga intens bisa sementara meningkatkan penanda peradangan. Yang terpenting, risiko kanker secara keseluruhan tetap lebih rendah pada orang yang aktif dibandingkan dengan yang lebih sedentary.

Kontradiksi ini menunjukkan pemahaman yang terus berkembang di kalangan medis mengenai “dosis” aktivitas fisik. Meski olahraga yang moderat telah terbukti secara konsisten terkait dengan dampak positif, para peneliti juga menunjukkan bahwa dehidrasi selama lari jarak jauh, perubahan fungsi usus, atau penggunaan suplemen nutrisi tertentu bisa menjadi faktor dalam pengembangan polip. Temuan ini tidak mengurangi manfaat aktivitas fisik yang sudah didokumentasikan, tetapi melainkan mengarah pada strategi kesehatan yang lebih personal dan seimbang.

Untuk penyintas kanker, studi tentang olahraga terstruktur ini memberikan harapan yang praktis. Peserta berusaha untuk setara dengan sekitar tiga jam berjalan cepat setiap minggu, secara bertahap meningkatkan level aktivitas mereka. Dukungan sosial dari pelatih kebugaran terbukti menjadi kunci dengan membantu peserta menyesuaikan rutinitas mereka dengan kemampuan dan kebutuhan pemulihan masing-masing.

Meskipun temuan dari pelari maraton kurang konklusif, tetap ada pelajaran yang bisa diambil. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun olahraga intens cenderung bermanfaat, atlet yang melakukan olahraga berat mungkin menghadapi risiko lebih tinggi dari polip, sehingga pemeriksaan berkala seperti kolonoskopi perlu dipertimbangkan.

Bagi publik, temuan ini menguatkan bahwa kombinasi olahraga moderat dengan skrining tepat waktu menawarkan perlindungan terbaik terhadap kanker kolorektal, yang tetap menjadi kanker paling umum keempat di seluruh dunia. Bagi pasien serta atlet, hasil penelitian ini menyoroti satu kebenaran utama: gerakan itu penting, tetapi pendekatan yang tepat jauh lebih krusial. Penyintas kanker kolorektal kini memiliki alat yang terbukti untuk mengurangi kekambuhan melalui olahraga terstruktur, sedangkan penggemar ketahanan mendapat motivasi untuk menyelaraskan pelatihan mereka dengan perawatan pencegahan. Dengan terus berkembangnya pemahaman sains tentang hubungan antara aktivitas fisik dan biologi, satu pesan tetap jelas: baik saat pulih dari penyakit atau mengejar prestasi pribadi, olahraga yang terinformasi dan dibarengi arahan medis adalah cara paling dapat diandalkan untuk kesehatan jangka panjang.

Kesimpulannya, studi terbaru menyoroti pentingnya aktivitas fisik dalam mencegah kekambuhan kanker kolorektal. Dengan dukungan terstruktur dan program yang terorganisir, pasien kanker dapat meningkatkan peluang mereka untuk hidup lebih lama. Sementara itu, fakta bahwa atlet dengan intensitas tinggi mungkin menghadapi risiko lebih besar untuk pengembangan polip menunjukkan perlunya pendekatan yang bijak dalam berolahraga. Secara keseluruhan, kombinasi olahraga yang tepat dengan pemeriksaan reguler adalah langkah terbaik bagi semua pihak.

Sumber Asli: www.downtoearth.org.in

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *