Kanker ovarium adalah masalah kesehatan global serius dengan diagnosis sering terlambat. Penelitian di ICR fokus pada pengembangan terapi inovatif seperti idetrexed dan NXP800 untuk meningkatkan hasil pengobatan. Strategi seperti kombinasi obat dan steering evolusi diperkenalkan untuk mengatasi resistensi. Namun, dukungan dana penelitian yang rendah menjadi penghalang. Upaya kolaboratif diperlukan untuk mengubah masa depan pasien kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah kanker keenam paling umum di Inggris, dengan sekitar 7.500 kasus baru setiap tahun, sedangkan secara global lebih dari 300.000 wanita didiagnosis setiap tahun. Kanker ini sulit terdeteksi pada tahap awal karena gejalanya sering disalahartikan sebagai kondisi yang kurang serius. Sebagian besar kasus kanker ovarium baru ditemukan setelah penyakit berkembang pesat, saat pilihan pengobatan terbatas dan hasilnya tidak pasti.
Institut Penelitian Kanker (ICR) berkomitmen untuk mengatasi tantangan spesifik kanker ovarium. Profesor Udai Banerji, Co-Director Unit Pengembangan Obat di ICR, fokus pada pengembangan terapi yang disesuaikan untuk berbagai tipe kanker ovarium, karena jenis kanker ini sangat kompleks.
Kanker ovarium memiliki beberapa tipe, termasuk kanker ovarium serosa tinggi (HGSOC), kanker sel bersih, dan kanker ovarium rendah derajat. HGSOC adalah bentuk yang paling umum dan agresif, sedangkan kanker sel bersih sering resistensi terhadap kemoterapi. Kanker ovarium rendah derajat tumbuh lebih lambat dan biasanya berasal dari tumor jinak.
Obat yang sedang dikembangkan termasuk idetrexed, yang bertindak sebagai ‘kuda Troya’ dengan menargetkan sel kanker melalui reseptor folat, dan NXP800, yang dirancang untuk perawatan kanker sel bersih yang lebih resisten. Penelitian ini menunjukkan potensi inovasi dalam terapi kanker ovarium, mengatasi tantangan yang ada saat ini.
Kombinasi obat seperti avutometinib dan defactinib dalam pengobatan kanker ovarium menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan efek samping yang lebih minim. Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan intermiten dalam dosis dapat memperbaiki hasil pengobatan yang lebih baik daripada kemoterapi tradisional.
Pendekatan inovatif lainnya adalah steering evolusi, yang bertujuan untuk memprediksi dan memengaruhi adaptasi sel kanker terhadap pengobatan. Peneliti menggunakan model matematis dan wawasan genetik, memungkinkan mereka untuk mengarahkan sel kanker ke pola yang membuatnya lebih rentan terhadap terapi mendatang.
Dukungan dana untuk penelitian kanker ovarium masih rendah dibandingkan dengan penyakit lain seperti kanker payudara. Peringkat pengeluaran dari National Cancer Research Institute menunjukkan bahwa dana untuk kanker ovarium hanya mencapai £10,3 juta, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kanker lainnya.
Sebagai penutup, penelitian di ICR oleh Profesor Banerji dan rekan-rekannya memberikan harapan baru untuk pengobatan kanker ovarium. Melalui kemajuan dalam pengembangan terapi baru dan inovasi, diharapkan dapat meningkatkan hasil bagi pasien. Mari berkontribusi untuk memastikan penelitian kanker ovarium mendapatkan dukungan yang tepat agar perempuan di seluruh dunia dapat hidup lebih baik dan lebih lama.
Kanker ovarium mempengaruhi banyak wanita di seluruh dunia dan sering ditemukan pada tahap lanjut. Penelitian yang dilakukan di Institut Penelitian Kanker fokus pada pengembangan terapi inovatif untuk meningkatkan hasil pengobatan. Pembiayaan yang tidak memadai menjadi tantangan dalam mencapai inovasi yang diperlukan. Fokus penelitian meliputi pembuatan obat baru dan kombinasi terapi untuk mengatasi berbagai tipe kanker ovarium.
Pentingnya dukungan dalam penelitian kanker ovarium tidak bisa diabaikan. Melalui upaya yang dilakukan di ICR, ada harapan untuk mengubah cara kita menangani penyakit ini. Kerjasama antara peneliti dan institusi kesehatan diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan pengobatan yang lebih baik dan mencegah kanker menjadi penyakit yang mematikan.
Sumber Asli: www.icr.ac.uk