Kanker usus buntu menunjukkan tren meningkat pesat di kalangan milenial dan Gen X, dengan diagnosis yang tiga kali lipat untuk mereka yang lahir antara 1976-1984 dan meningkat empat kali lipat untuk lahir antara 1981-1989. Penelitian ini mendesak perlunya kesadaran akan tanda dan gejala, terutama di kalangan pasien usia muda.
Peningkatan diagnosis kanker langka kini terlihat nyata di kalangan generasi milenial dan Gen X. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kasus kanker usus buntu telah meningkat tajam di AS, terutama di antara orang-orang yang lahir antara tahun 1976 dan 1984, jumlahnya telah tiga kali lipat. Dan, untuk mereka yang lahir antara 1981 dan 1989, diagnosis kanker ini bahkan meningkat empat kali lipat. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine pada hari Senin.
Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menganalisis data dari Program Pemantauan, Epidemiologi, dan Hasil (SEER) National Cancer Institute untuk sampai pada temuan ini. Menurut Andreana Holowatyj, PhD, yang merupakan penulis utama dan asisten profesor di Vanderbilt, angka-angka yang mengkhawatirkan ini menunjukkan perlunya masyarakat lebih waspada terhadap tanda dan gejala kanker usus buntu. “Satu dari setiap tiga pasien yang didiagnosis dengan kanker usus buntu berusia di bawah 50 tahun,” jelasnya.
Studi ini menunjukkan lonjakan signifikan dalam kasus kanker langka di kalangan generasi milenial dan Gen X. Meskipun kanker usus buntu tergolong langka, kesadaran publik dan profesional medis harus ditingkatkan. Dengan tidak adanya pedoman skrining standar, sangat penting untuk diagnosis dini agar pengobatan dapat dilakukan lebih efektif. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk memahami penyebab yang mungkin berkontribusi terhadap tren ini.
Sumber Asli: www.foxnews.com