- Penelitian menemukan bahwa kemoterapi bisa membuat sel sehat tampak tua.
- Ditemukan tanda mutasi baru terkait kemoterapi dalam penelitian ini.
- Obat seperti cyclophosphamide menghasilkan lebih sedikit mutasi.
- Tanda mutasi menunjukkan adanya risiko kanker sekunder setelah kemoterapi.
- Studi ini diharapkan menginspirasi optimasi pengobatan kanker yang lebih aman.
Penelitian Mengenai Dampak Kemoterapi Pada Sel Darah Sehat
Kemoterapi dapat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sel-sel darah yang sehat, bahkan bisa membuat mereka tampak lebih ‘tua’, menurut studi terbaru. Penelitian ini menemukan bahwa beberapa obat kemoterapi merusak sel sehat lebih parah dibandingkan dengan yang lainnya. Temuan ini terungkap dalam jurnal Nature Genetics pada 1 Juli, sehingga bisa membantu dokter dalam memilih terapi kanker yang meminimalisir dampak negatif terhadap tubuh pasien.
Analisis Sel Darah: Temuan dan Metodologi
Tim peneliti menganalisis darah dari 23 orang berusia antara 3 hingga 80 tahun yang telah menjalani kemoterapi. Mereka juga membandingkannya dengan darah sembilan subjek yang tidak memiliki riwayat kanker atau kemoterapi. Dalam proses tersebut, peneliti menemukan empat tanda mutasi baru dalam DNA yang diduga terkait dengan kemoterapi, dan ini mengungkapkan bahwa beberapa obat dapat “mempercepat penuaan” sel darah sehat.
Mekanisme dan Risiko Mutasi pada Sel Sehat
Salah satu hasil menarik adalah perbedaan tingkat mutasi pada sel yang terpapar berbagai jenis kemoterapi. Misalnya, cyclophosphamide, yang umumnya digunakan untuk pengobatan kanker, teridentifikasi menghasilkan mutasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat lain dari kelasnya. Namun, penelitian ini juga mengakui bahwa hasil dapat dipengaruhi oleh ukuran sampel yang kecil dan kondisi eksperimen di laboratorium.
Studi ini menunjukkan bahwa kemoterapi dapat menyebabkan sel darah sehat tampak lebih tua dengan menambah beban mutasi. Pilihan obat kemoterapi yang tepat bisa mengurangi risiko dampak negatif tersebut. Memahami hubungan antara mutasi dan penuaan di level sel dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi kanker yang lebih efektif dan aman.