Pakar Sarankan Konsumsi Daging Merah Dibatasi

Piring berisi berbagai sumber protein sehat seperti ikan, ayam, dan kacang-kacangan di latar belakang hijau segar.
  • Pakar menyarankan pembatasan konsumsi daging merah bagi penggemarnya.
  • Daging merah diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen.
  • Konsumsi daging merah berkaitan dengan diabetes tipe 2 dan kanker usus besar.

Red meat consumption linked to health risks

Pakar kesehatan saat ini memberi peringatan kepada para penggemar daging merah untuk membatasi konsumsi mereka. Daging merah, sementara menawarkan sumber protein berkualitas, bisa membawa dampak negatif terhadap kesehatan kita jika terlalu banyak dimakan. Sumber protein lainnya seperti ikan, telur, dan kacang-kacangan juga sangat penting untuk dipertimbangkan dalam diet harian.

Cancer risk linked with red meat

Menurut penelitian dari Cancer Research, daging merah termasuk dalam kategori karsinogen ‘kemungkinan’, yang terutama berhubungan dengan kanker usus besar. International Agency for Research on Cancer (IARC) sudah menetapkan daging merah sebagai karsinogen Group 2a. Walaupun penelitian menunjukkan potensi risiko ini, bukan berarti semua orang yang makan daging merah akan terserang kanker, tetapi risiko meningkat bagi mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah besar.

Healthy alternatives to red meat

Lebih jauh, penelitian lain menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara konsumsi daging merah dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Sebuah meta-analisis yang mencakup 31 penelitian menunjukkan bahwa baik daging olahan maupun daging segar dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Namun, tidak semua harapan hilang karena ada banyak alternatif protein sehat yang bisa dipilih, seperti ayam, kalkun, dan berbagai jenis ikan.

Jadi, sementara daging merah adalah sumber protein yang umum, sangat disarankan agar individu membatasi konsumsi mereka untuk mengurangi risiko berbagai penyakit serius. Pilihan makanan sehat lain seperti ayam dan ikan bisa dipertimbangkan, serta informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web NHS.

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *