Dostarlimab dan Kemoterapi Perpanjang Waktu Terapi Pada Kanker Endometrium

Gambar grafik data penelitian obat yang efektif dalam terapi kanker endometrium.
  • Dostarlimab plus kemoterapi efektif untuk pasien kanker endometrium.
  • Waktu untuk terapi selanjutnya meningkat secara signifikan.
  • Hasil menguntungkan terlihat baik pada pasien di atas 70 tahun.

Kombinasi dostarlimab dengan kemoterapi menunjukkan efisiensi

Dostarlimab, saat dipadukan dengan kemoterapi, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan pada pasien kanker endometrium. Dalam analisis pasca hoc pada uji klinis fase 3 ENGOT-EN6-NSGO/GOG-3031/RUBY, terungkap bahwa kombinasi ini memperpanjang waktu menuju terapi selanjutnya pada pasien berusia 70 tahun ke atas. Temuan ini memberikan harapan baru untuk pasien yang umumnya memiliki pendekatan pengobatan yang lebih terbatas.

Hasil signifikan pada kelompok usia di atas 70 tahun

Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu untuk terapi pertama yang berikutnya (TFST) meningkat secara signifikan, dari 10.2 bulan pada regimen plasebo menjadi 15.3 bulan dengan dostarlimab. Dalam hal terapi kedua (TSST), median waktu juga mengalami peningkatan dari 19.9 bulan menjadi 31.3 bulan. Ini mengindikasikan bahwa, tanpa memandang usia, pasien dengan kanker endometrium primer yang lanjut atau kambuh mendapatkan manfaat dari terapi ini.

Keamanan dan efektivitas dalam perawatan kanker endometrium

Pasien berusia 70 tahun atau lebih, dalam analisis ini, menunjukkan TFST dan TSST peningkatan masing-masing sebesar 8.7 dan 8.0 bulan saat menggunakan dostarlimab. Sebaliknya, mereka yang berusia di bawah 70 tahun juga merasakan manfaat, meskipun tidak sebesar kelompok lebih tua ini. Penyebaran efek samping pun sama, tanpa perbedaan mencolok antara dua kelompok umur, namun pencatatan kejadian serius meningkat di kelompok berusia lebih tua.

Dostarlimab yang digabung dengan kemoterapi menyediakan opsi yang efektif dan tolerabel untuk pasien kanker endometrium, terutama mereka yang berusia 70 tahun ke atas. Data menunjukkan manfaatnya dalam memperpanjang waktu menuju terapi berikutnya, dan hasil penelitian ini mendukung penggunaannya sebagai pengobatan utama. Para peneliti menegaskan bahwa meski terdapat efek samping, keuntungannya jauh lebih banyak.

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *