- Thomas Goode diagnosed with multiple myeloma 16 years ago faced tough times.
- Well-meaning platitudes can often do more harm than good for cancer patients.
- It’s vital to listen and support cancer patients without making assumptions.
Pengalaman Thomas Goode Setelah Diagnosis Kanker
Menghadapi diagnosis kanker itu adalah perjalanan yang sangat pribadi dan bisa jadi sangat sulit. Thomas Goode, seorang penduduk North Carolina berumur 52 tahun, mengalami hal ini ketika ia didiagnosis dengan multiple myeloma 16 tahun lalu. Dia merasa dunia seakan runtuh, apalagi dengan kenyataan bahwa harapan hidup rata-rata untuk seseorang yang baru didiagnosa hanyalah 3-5 tahun. Meskipun dia mendapat dukungan penuh dari keluarganya yang datang dari berbagai negara bagian, Goode pun harus berhadapan dengan berbagai komentar yang tidak begitu membantu dari orang-orang di sekitarnya.
Komunikasi yang Tepat adalah Kunci
Menjadi seorang survivor kanker, Goode mengalami hal yang cukup umum—komentar yang tampaknya baik, tapi sebenarnya malah bisa menyakiti. Contohnya, pertanyaan yang tidak pantas seperti “Apakah kamu akan mati?” bisa membuat pasien merasa tidak nyaman dan tertekan. Para ahli seperti Dr. Seyma Saritoprak mengungkapkan bahwa selama masa yang penuh kerentanan itu, penting untuk tidak mengecilkan pengalaman emosional pasien. Menawarkan dukungan yang bermakna, bukan solusi, adalah langkah pertama yang baik, dan memahami bahwa mereka hanya ingin didengar dan dipahami.
Frasa yang Harus Dihindari Dalam Percakapan
Ada beberapa frasa umum yang sebaiknya dihindari saat berbicara dengan seorang pasien kanker. Misalnya, mengatakan “Kamu kuat, kamu bisa menghadapinya” bisa memberikan tekanan lebih pada pasien. Bukannya berfokus pada kekuatan, coba katakan sesuatu yang lebih mengena, seperti “Saya di sini untukmu”. Selain itu, frasa seperti “Paling tidak ini bisa diobati” terdengar seperti meremehkan atau tidak memperhatikan tantangan yang dihadapi pasien. Yang terpenting adalah menghargai pengalaman mereka dan bertanya dengan cara yang membuka ruang bagi mereka untuk berbagi emosi dan kebutuhan mereka.
Cara Dukungan yang Lebih Spesifik
Mendengar dengan aktif juga menjadi salah satu hal yang sangat penting. Ketika pasien merasa didengar, mereka akan lebih cenderung berbagi masalah dan bertanya tentang perawatan mereka. Mendukung dengan cara yang lebih praktis seperti menawarkan untuk mengantar mereka ke perawatan atau membantu di rumah bisa mengurangi stres yang mereka alami. Jika tidak yakin apa yang harus diucapkan, lebih baik akui ketidaktahuan itu, tetapi tetap tunjukkan kehadiran dan dukungan tanpa merasa harus memperbaiki situasi.
Intinya adalah memberikan dukungan dan mendengar tanpa menghakimi adalah hal yang sangat berharga bagi seorang pasien kanker. Dengan menghindari komentar yang mungkin menyakiti, kita bisa menciptakan ruang yang aman secara emosional. Pendekatan yang penuh empati bisa membantu pasien merasa lebih diperhatikan selama masa yang sulit ini.