Pasien kanker payudara berusia 40 tahun ke bawah dengan mutasi BRCA1/BRCA2 mengalami peningkatan kelangsungan hidup setelah menjalani bedah pencegahan. Mastektomi mengurangi risiko kematian sebesar 35%, sementara salpingo-ooforektomi mengurangi risiko sebesar 42%. Penelitian ini melibatkan 5.290 pasien dari 109 institusi global dan memberikan wawasan penting tentang manajemen risiko kanker pada pasien muda.
Sebuah studi menemukan bahwa pasien kanker payudara yang didiagnosis pada usia 40 tahun atau lebih muda dan memiliki varian patogenik BRCA1/BRCA2, dapat memperbaiki kelangsungan hidup mereka dengan menjalani bedah pencegahan, termasuk mastektomi bilateral dan/o salpingo-ooforektomi. Data yang dipresentasikan di Simposium Kanker Payudara San Antonio 2024 menunjukkan bahwa mastektomi mengurangi risiko kematian sebesar 35% dalam lima tahun. Selain itu, salpingo-ooforektomi mengurangi risiko kematian sebesar 42%. Penelitian ini melibatkan 5.290 pasien dari 109 lembaga di lima benua dengan rata-rata waktu tindak lanjut 8,2 tahun.
Doktor Matteo Lambertini yang memimpin penelitian ini menjelaskan pentingnya memahami bagaimana tindakan pencegahan ini dapat mempengaruhi hasil bagi pasien muda dengan riwayat kanker payudara awal dan risiko tinggi untuk mengalami kanker sekunder. Ia berharap temuan ini dapat membantu dalam memberikan nasihat yang lebih baik mengenai strategi manajemen risiko kanker bagi pembawa gen BRCA yang terkena kanker payudara di usia muda.
Penelitian ini merupakan yang pertama memberikan bukti konkret mengenai pengaruh bedah pencegahan terhadap kelangsungan hidup pasien BRCA yang didiagnosis dengan kanker payudara pada usia awal. Pada analisis mastektomi, 2.910 pasien menjalani operasi, sedangkan 2.380 yang tidak, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kelangsungan hidup dan interval bebas kanker bagi yang mengoperasi. Analisis salpingo-ooforektomi juga menunjukkan kelebihan yang serupa dalam hasil kelangsungan hidup.
“Studi ini memberikan informasi berharga bagi konseling pasien muda,” kata Doktor Kate Lathrop, yang mengingatkan pentingnya menimbang keinginan pasien untuk memiliki anak dan risiko kambuh. Penelitian ini didukung oleh Asosiasi Penelitian Kanker Italia dan melibatkan berbagai narasumber dalam bidang onkologi.
Kanker payudara adalah penyakit yang mempengaruhi banyak wanita muda, khususnya mereka dengan mutasi gen BRCA yang berisiko tinggi terkena kanker. Mastektomi dan salpingo-ooforektomi merupakan strategi bedah yang diketahui dapat mengurangi risiko kanker pada pasien dengan sejarah genetik ini. Namun, efek dari prosedur tersebut pada pasien muda yang sudah terdampak kanker payudara masih belum banyak dieksplorasi sebelum studi ini. Studi ini menyasar pasien berusia 40 tahun ke bawah, dengan tujuan mengevaluasi dampak keputusan bedah terhadap hasil kelangsungan hidup untuk kelompok ini. Analisis ini memberikan wawasan penting dalam konteks perawatan kanker yang lebih spesifik dan disesuaikan dengan karakteristik demografi yang memiliki kebutuhan unik.
Studi ini menegaskan manfaat signifikan dari bedah pencegahan bagi pasien BRCA dengan kanker payudara yang didiagnosis pada usia muda. Mastektomi dan salpingo-ooforektomi berkontribusi pada perbaikan kelangsungan hidup dan interval bebas kanker. Temuan ini memberikan panduan baru untuk konsultasi bagi pasien muda mengenai manajemen risiko serta proses pengambilan keputusan mengenai tindakan bedah yang relevan.
Sumber Asli: ascopost.com