Tes darah investigatif untuk kanker kolorektal mencapai titik sensitivitas dan spesifikitas yang diharapkan dalam studi PREEMPT CRC. Meskipun memiliki hasil positif, masih perlu optimalisasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan dalam skrining, terutama di kalangan populasi berisiko rata-rata. Tes ini berpotensi menjadi solusi alternatif bagi individu yang belum menjalani skrining konvensional.
Sebuah tes darah yang sedang dalam penyelidikan untuk deteksi dini kanker kolorektal (CRC) pada individu dewasa berisiko rata-rata telah memenuhi tujuan utama sensitivitas dan spesifikitas dalam studi PREEMPT CRC, yang merupakan studi terbesar dari tes skrining berbasis darah untuk CRC. Dr. Aasma Shaukat dari NYU Grossman School of Medicine menekankan bahwa tes ini dapat menjadi opsi yang nyaman dan efektif untuk skrining kanker kolorektal.
Tingkat skrining CRC di AS masih rendah, dengan sekitar 40% orang dewasa yang memenuhi syarat belum menjalani skrining. Tes berbasis darah menawarkan pendekatan yang menjanjikan untuk meningkatkan kepatuhan pasien yang belum terdeteksi, serta dilakukan pada 27.010 orang dewasa berisiko rata-rata. Peserta tidak memiliki riwayat kanker atau gangguan pencernaan sebelumnya.
Di dalam penelitian tersebut, darah peserta diambil sebelum menjalani kolonoskopi, dan hasil tes darah diukur terhadap temuan kolonoskopi. Tes ini menunjukkan sensitivitas untuk CRC sebesar 79,2% dan spesifikitas untuk neoplasia kolorektal tingkat lanjut sebesar 91,5%. Nilai prediktif negatif untuk neoplasia kolorektal tingkat lanjut mencapai 90,8%, tetapi nilai prediktif positif hanya 15,5%.
Analisis yang dilakukan dengan mempertimbangkan data sensus AS menunjukkan sensitivitas CRC 81,1% dan spesifikitas 90,4%, tetapi tetap pada nilai prediktif positif 15,5%. Shaukat menjelaskan bahwa sensitivitas untuk CRC dan lesi prekanker lebih rendah dari yang diharapkan dan perlu dioptimalkan dalam penelitian selanjutnya.
Dr. Julie Gralow menyebutkan pentingnya membandingkan tes darah ini dengan tes darah Shield CRC dari Guardant Health yang telah disetujui. Meskipun belum ada studi langsung antara keduanya, data menunjukkan hasil yang mirip, menekankan bahwa setiap skrining lebih baik daripada tidak ada skrining sama sekali. Dr. Pamela Kunz menunjukkan harapannya untuk penelitian lebih lanjut terkait perbedaan berdasarkan ras dan etnis.
Studi ini tidak memiliki pendanaan khusus. Dr. Shaukat memiliki hubungan konsultasi dengan beberapa perusahaan, sedangkan Dr. Kunz mengungkapkan hubungan dengan sejumlah lembaga farmasi. Dr. Gralow juga memiliki peran konsultasi di Genentech/Roche.
Kanker kolorektal adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Skrining dini dapat membantu mendeteksi kanker ini sebelum tahap lanjut, meningkatkan peluang kesembuhan. Sayangnya, tingkat skrining masih rendah di banyak negara, termasuk AS. Penelitian ini mengembangkan sebuah tes darah sebagai alternatif untuk meningkatkan kepatuhan terhadap skrining kanker kolorektal, berfokus pada sensitivitas dan spesifikitas tes ini dibandingkan dengan prosedur skrining standar seperti kolonoskopi.
Tes darah investigasi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk skrining kanker kolorektal, tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan sensitivitasnya dan untuk menentukan frekuensi pengulangan tes. Walaupun hasilnya tidak sepenuhnya memuaskan, tes ini dapat menjadi alat tambahan dalam skrining kanker kolorektal yang lebih luas, terutama bagi individu yang tidak menjalani skrining yang lebih invasif.
Sumber Asli: www.medscape.com