Kanker Payudara Triple Negatif: Disparitas Berdasarkan Ras dan Etnis

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dari ras dan etnis tertentu mengalami insiden kanker payudara yang lebih tinggi, khususnya triple-negative. Temuan penting ini mendesak perhatian lebih pada kesehatan wanita tua dan perlunya penanganan berbeda berdasarkan demografi. Data diambil dari 22 registri kanker di AS yang mencakup periode 2010-2019.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Noelani Li dari Fred Hutchinson Cancer Center menemukan bahwa wanita dari ras dan etnis tertentu, seperti Hispanic, non-Hispanic American Indian atau Alaska Native, dan non-Hispanic Asian atau Pacific Islander, mengalami tingkat kanker payudara yang lebih tinggi dibandingkan wanita kulit putih. Selain itu, peningkatan insiden kanker payudara triple-negatif, tipe yang lebih agresif, terjadi lebih banyak di kalangan wanita Asia atau Pasifik, Black, dan Hispanic yang lebih tua. Penelitian ini menggunakan data dari 22 registri kanker di AS, dengan analisis dari 2010 hingga 2019. Hasil menunjukkan bahwa insiden kanker payudara meningkat rata-rata 0,5% per tahun, tetapi dengan variasi signifikan antara ras dan etnis.

Triple-negative breast cancer merupakan salah satu subtipe kanker payudara yang lebih sulit diobati dan memiliki prediksi yang lebih buruk. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun adanya fokus pada peningkatan insiden kanker payudara di kalangan wanita muda, perhatian kepada wanita yang lebih tua juga perlu ditingkatkan karena data menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Penelitian ini memberikan dampak signifikan terhadap pemahaman kami tentang bagaimana kanker payudara mempengaruhi wanita berdasarkan faktor demografis.

Hasil penelitian menunjukkan pentingnya penyediaan skrining dan pengobatan yang sesuai berdasarkan data demografis. Wanita dari kelompok ras dan etnis tertentu sedang mengalami peningkatan insiden kanker payudara, terutama tipe triple-negatif. Riset lebih lanjut diperlukan untuk terus memantau perbedaan dalam dampak kanker payudara di berbagai kelompok masyarakat.

Sumber Asli: www.auntminnie.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *