Universitas Hospitals Seidman Cancer Center kini menawarkan Varian Ethos 2.0, menciptakan metode baru dalam pengobatan kanker melalui radioterapi adaptif. Teknologi ini memungkinkan terapi tumor yang lebih presisi, mengurangi risiko terhadap jaringan sehat, dengan prosedur non-invasif.
University Hospitals Seidman Cancer Center, salah satu pionir di Amerika Utara, kini menawarkan Varian Ethos 2.0 untuk pengobatan kanker. Teknologi ini memperkenalkan radioterapi adaptif yang memungkinkan pengobatan tumor dengan lebih presisi, mengedepankan kepentingan jaringan sehat. Proses ini tidak memerlukan pembedahan dan bisa dilakukan hanya dalam satu sesi perawatan.
Radioterapi adaptif memungkinkan penyesuaian rencana pengobatan disesuaikan dengan perubahan tumor dan jaringan sehat setiap harinya. Dengan dukungan kecerdasan buatan, akurasi dan efisiensi dalam perawatan ditingkatkan. Perawatan ini sangat penting untuk kasus-kasus kanker kompleks dengan risiko tinggi terhadap jaringan sehat.
Kepimpinan tim medis pusat termasuk Dr. Lauren Henke dan Dr. Angela Jia, telah berhasil melakukan perawatan pada pasien dengan kanker pankreas dan ginjal, membuktikan efektivitas Varian Ethos 2.0. Berbagai jenis kanker lainnya juga dapat diobati dengan teknologi ini, termasuk kanker prostat, paru-paru, payudara, dan lainnya.
Pusat Kanker Universitas Hospitals Seidman menggunakan Varian Ethos 2.0 untuk memberikan terapi kanker yang lebih efisien dan aman. Teknologi radioterapi adaptif ini muncul sebagai alternatif yang lebih baik di mana tumor dapat diobati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Dengan ini, pasien dapat menerima perawatan yang tepat dan minimal invasif, mengubah cara penanganan kanker secara nyata.
Varian Ethos 2.0 di Universitas Hospitals Seidman Cancer Center menghadirkan revolusi dalam pengobatan kanker melalui radioterapi adaptif. Dengan teknologi ini, tumor dapat ditargetkan secara akurat, mengutamakan keselamatan jaringan sehat. Inovasi ini diharapkan dapat mengubah wajah perawatan kanker di North America, terutama untuk kasus-kasus yang lebih kompleks.
Sumber Asli: news.uhhospitals.org