Tantangan Pengujian Biomarker pada Kanker Lambung di Layanan Komunitas

Survei terhadap 60 penyedia onkologi menemukan bahwa 22% melakukan tes biomarker untuk kanker lambung, sementara hanya 23% merasa nyaman dengan interpretasi hasil. Banyak yang menghadapi tantangan dalam pengujian, dan hanya 12% berpartisipasi dalam tumor board secara rutin. Rekomendasi dari NCCN untuk pengujian biomarker perlu diimplementasikan lebih baik di komunitas untuk meningkatkan tingkat pengujian.

Hasil survei menunjukkan bahwa hanya 22% penyedia layanan medis di komunitas melakukan tes biomarker pada pasien kanker lambung dan junction gastroesofageal (GEJ). Sekitar 23% penyedia merasa nyaman dalam menginterpretasikan hasil tes ini untuk pengambilan keputusan terapi. Beberapa tantangan utama meliputi jumlah jaringan yang terbatas dan kebutuhan untuk mengoptimalkan pengambilan spesimen. Selain itu, hanya 12% dari penyedia berpartisipasi dalam pertemuan tumor multidisiplin secara rutin, yang berfungsi penting dalam diskusi kasus.

Dari 60 penyedia yang disurvei, lebih dari setengahnya tidak melakukan tes biomarker terbaru seperti TMB dan BRAF secara rutin. Sebaliknya, tes untuk biomarker HER2 dan PD-L1 lebih umum dilakukan, mencapai 67% dan 62% pada laporan patologi. Masalah yang dihadapi mencakup waktu tunggu yang lama untuk hasil tes serta kekurangan dalam koordinasi antar disiplin medis, yang sangat penting untuk pengelolaan pasien secara efektif.

Sebagai respon terhadap tantangan ini, penyedia layanan kesehatan berpartisipasi dalam pertemuan puncak untuk membahas langkah-langkah perbaikan. Rekomendasi dari National Comprehensive Cancer Network mencakup pengujian terhadap MSI dan MMR untuk pasien baru dengan kanker lambung dan GEJ. Penelitian menunjukkan bahwa perbaikan dalam proses pemesanan dan standarisasi pengujian biomarker sangat dibutuhkan untuk meningkatkan manajemen pasien.

Kanker lambung dan GEJ adalah area yang sangat penting dalam perawatan onkologi, terutama dalam pengujian biomarker untuk membantu personalisasi terapi. Meskipun telah ada pedoman yang jelas mengenai biomarker yang harus diuji, banyak penyedia layanan kesehatan dalam komunitas belum sepenuhnya mengimplementasikannya. Penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan antara praktik yang direkomendasikan dan pelaksanaan yang nyata di lapangan, terutama berkaitan dengan kapasitas dan sumber daya yang tersedia di klinik komunitas.

Hanya sebagian kecil penyedia peserta yang melakukan biomarker testing sebagaimana direkomendasikan, dan tantangan dalam proses pengujian masih banyak ditemukan, termasuk kurangnya kolaborasi multidisipliner. Rekomendasi dari lembaga seperti NCCN dapat membantu mengarahkan praktik pengujian biomarker yang lebih baik, namun perlu berupaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi di lapangan saat ini agar pasien dapat menerima perawatan yang lebih efektif dan bertarget.

Sumber Asli: www.oncnursingnews.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *