5 Cara Alkohol Dapat Meningkatkan Risiko Kanker

Konsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker melalui kerusakan DNA oleh asetaldehida, perubahan hormonal, dan stres oksidatif, berkontribusi pada kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, dan usus besar. Defisiensi gizi akibat alkohol juga memperburuk risiko ini. Mengurangi konsumsi alkohol bisa menurunkan risiko kanker.

Konsumsi alkohol berhubungan erat dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, dan usus besar. Meskipun telah lama terklasifikasi sebagai karsinogen oleh WHO, kesadaran publik tentang risiko ini masih rendah, termasuk pada sekitar 100.000 kasus kanker dan 20.000 kematian akibat kanker setiap tahun, menurut Dr. Vivek Murthy, Juru Bicara Kesehatan.

Alkohol yang dimetabolisme di dalam tubuh berubah menjadi asetaldehida, senyawa beracun yang dapat merusak DNA dengan membentuk aduk yang mengganggu replikasi dan perbaikan DNA. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kekurangan enzim ALDH2, yang berperan dalam mendegradasi asetaldehida, memiliki risiko lebih tinggi untuk kanker.

Konsumsi alkohol juga dapat mempertinggi kadar hormon, terutama estrogen, yang sangat terkait dengan perkembangan kanker payudara. Konsumsi satu gelas alkohol per hari dapat meningkatkan risiko kanker payudara antara 7% hingga 10%, dan dua hingga tiga gelas dapat meningkatkan risiko sebesar 20%.

Alkohol juga berperan sebagai pelarut, sehingga meningkatkan penyerapan karsinogen dari tembakau, terutama pada kanker mulut, tenggorokan, dan esofagus. Kombinasi alkohol dan tembakau dapat meningkatkan risiko kanker lebih tinggi daripada penggunaan masing-masing secara terpisah, menciptakan risiko yang bersifat multiplikatif.

Produksi spesies oksigen reaktif (ROS) meningkat dengan konsumsi alkohol, yang merusak sel tubuh. Ini terjadi melalui berbagai mekanisme yang menghasilkan molekul promote ROS, mengurangi kadar antioksidan, dan mengubah keseimbangan logam dalam tubuh. Akibatnya, terjadi stres oksidatif yang berkontribusi pada kerusakan serius di sel.

Defisiensi nutrisi akibat alkohol berat menyerang kesehatan dengan mengganggu penyerapan nutrisi vital, seperti vitamin A, C, dan E, serta folat, yang penting untuk perbaikan DNA dan kesehatan sel. Kekurangan ini meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan karsinogenik, memperburuk keadaan tubuh yang berisiko kanker.

Pengurangan konsumsi alkohol diperlukan untuk menurunkan risiko kanker yang terkait dengan mekanisme ini. Langkah proaktif untuk memahami dampak negatif konsumsi alkohol pada kesehatan harus diprioritaskan dalam kesadaran masyarakat.

Konsumsi alkohol telah lama dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker. Dianggap sebagai karsinogen hampir 40 tahun lalu oleh IARC WHO, risiko yang ditimbulkan sering kali diabaikan oleh masyarakat. Setiap tahun, angka kematian dan kasus kanker yang terkait dengan alkohol menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam menyikapi masalah ini.

Secara keseluruhan, konsumsi alkohol dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan DNA, perubahan hormonal, dan stres oksidatif. Mengetahui dampak ini sangat penting untuk pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan, terutama dalam hal konsumsi alkohol. Mengurangi konsumsi alkohol dapat menjadi langkah preventif dalam menurunkan risiko kanker.

Sumber Asli: www.ajmc.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *