Penelitian baru dari Moffitt Cancer Center menyoroti manfaat tes genomic dalam pengelolaan kanker prostat stadium awal, dengan fokus pada tiga tes: Decipher, GPS, dan Prolaris. Meskipun efektif dalam penilaian risiko kanker, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai biaya dan implikasi klinisnya, khususnya untuk pria kulit hitam.
Sebuah tinjauan baru yang dipimpin oleh peneliti di Moffitt Cancer Center mengevaluasi tiga tes genomic – Decipher, Oncotype DX Genomic Prostate Score (GPS), dan Prolaris. Publikasi ini, muncul di Annals of Internal Medicine, menunjukkan bahwa tes ini dapat memberikan informasi lebih mendalam mengenai kanker prostat stadium awal, meskipun diperlukan data lebih lanjut untuk menilai efektivitas biaya dan dampak klinisnya, terutama pada pria kulit hitam.
Kanker prostat merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi pada pria. Untuk membantu menentukan pengobatan, dokter biasanya menggunakan tingkat antigen spesifik prostat dan skor Gleason. Tes genomic menganalisis gen sel kanker untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang agresivitas kanker tersebut.
Hasil studi menunjukkan bahwa tes genomic meningkatkan pemahaman dokter mengenai agresivitas kanker pada pasien dengan risiko prostatitis rendah. Dalam studi observasional, hampir semua pasien dengan risiko sangat rendah atau rendah tetap berada pada kategori risiko mereka, dengan laju reklassifikasi berkisar antara 76,9% hingga 100%, tergantung pada tes yang digunakan.
Studi juga menemukan adanya perbedaan pola reklassifikasi berdasarkan ras. Keputusan pengobatan sering kali berpindah menuju pengawasan aktif setelah pengujian, meskipun beberapa uji acak menunjukkan peningkatan preferensi untuk tindakan pengangkatan prostat atau radiasi.
Amir Alishahi Tabriz, M.D., Ph.D., dari Moffitt, mengungkapkan, “Tes genomic memberi kami gambaran lebih jelas tentang agresivitas kanker prostat. Kebangkitan penelitian yang menarik di bidang ini adalah penting untuk pengobatan kanker masa depan.”
Walaupun tes ini menunjukkan potensi, studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami penggunaannya dalam praktik klinis. Tinjauan ini didukung oleh Departemen Urusan Veteran AS dan dipublikasikan dalam jurnal.
Tes genomic memberikan wawasan baru dalam pengelolaan kanker prostat, jenis kanker paling umum di kalangan pria. Mereka menghadirkan cara lebih baik bagi dokter untuk menilai agresivitas kanker pada pasien dengan menjelajahi gen sel kanker. Hal ini penting, terutama untuk pengobatan stadium awal, ketika keputusan mengenai pengawasan atau intervensi yang lebih agresif sangat krusial.
Tinjauan terbaru menunjukkan bahwa tes genomic dapat meningkatkan penilaian risiko kanker prostat, namun tidak selalu berimbas langsung pada perubahan keputusan pengobatan. Pemahaman lebih dalam mengenai penggunaan dan efektivitas ekonominya di kalangan populasi yang berbeda, khususnya pria kulit hitam, diperlukan untuk optimasi terapi.
Sumber Asli: www.news-medical.net