Klinik Umboe, terletak jauh dari Harare, sangat memerlukan tenaga kesehatan untuk pelayanan kanker serviks. Nurse Matare adalah salah satu dari sedikit tenaga medis terlatih di klinik yang juga menghadapi tantangan like gaji rendah dan akses sulit ke layanan kesehatan. Zimbabwe membutuhkan lebih banyak tenaga kesehatan untuk memperluas skrining kanker serviks dan program vaksinasi HPV.
Klinik Umboe terletak sekitar 200 kilometer dari Harare, ibu kota Zimbabwe, dengan akses yang sulit. Didirikan pada tahun 1970-an, klinik ini memiliki fasilitas sederhana dan hanya melayani sekitar 10.000 penduduk setempat. Kebanyakan orang harus berjalan jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan, terutama dalam pencegahan dan skrining kanker serviks.
Nurse Josephine Matare adalah salah satu dari dua tenaga kesehatan terlatih di klinik dalam pencegahan dan skrining kanker serviks. Setelah 10 tahun bekerja di rumah sakit provinsi, ia kembali untuk melayani komunitasnya meskipun tantangan seperti gaji rendah dan sulitnya mempertahankan tenaga kesehatan di daerah pedesaan.
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Zimbabwe, dengan sekitar 3.043 kasus baru setiap tahun dan 1.976 kematian. Program skrining yang ada masih memiliki akses yang tidak merata, dengan hanya 20% populasi yang dapat mengakses layanan tersebut hingga tahun 2019.
Zimbabwe memperkenalkan pengujian HPV DNA pada akhir tahun 2023 untuk meningkatkan akurasi skrining. Klinik Umboe menerima alat pengujian untuk memberi lebih banyak akses kepada perempuan di daerah terpencil untuk melakukan skrining di rumah. Nurse Matare menyatakan, “Kits ini benar-benar mengubah keadaan bagi para wanita di sini…”
Setelah pengambilan sampel, sampel tersebut dikirim ke laboratorium di Rumah Sakit Provinsi Chinhoyi. Lebih dari 3.000 sampel telah diuji, meskipun laboratorium menghadapi tantangan seperti pemadaman listrik. Menteri Kesehatan Zimbabwe, Douglas Mombeshora, mengakui bahwa kekurangan tenaga kesehatan menjadi halangan besar untuk mobilisasi skrining kanker serviks.
Di luar Harare, beberapa komunitas bergantung pada advokat sebagai sumber informasi kesehatan utama. Tariro, seorang penyintas kanker serviks, telah mendirikan pusat komunitas pemuda untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan pentingnya vaksinasi HPV. Zimbabwe juga telah memperkenalkan program vaksinasi nasional HPV yang telah memvaksin lebih dari satu juta gadis, tetapi pandemi COVID-19 menghambat kemajuan.
Nurse Matare berharap lebih banyak tenaga kesehatan akan direkrut untuk membantu di kliniknya. Dia merasa terharu saat mendengar pujian dari Menteri Kesehatan atas kerja kerasnya dan rekan-rekan di garis depan. Dengan pelatihan baru yang diadakan di rumah sakit provinsi, dia optimis dukungan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
Kanker serviks adalah salah satu masalah kesehatan utama di Zimbabwe, dengan tingginya angka diagnosis dan kematian. Hanya sepertiga dari penduduk yang dapat mengakses layanan skrining kanker serviks, yang mengindikasikan perlunya lebih banyak tenaga kesehatan di daerah pedesaan. Program vaksinasi HPV juga sedang dijalankan untuk mengurangi insiden kanker serviks, tetapi terbatas oleh kekurangan tenaga kesehatan dan akses yang tidak merata. Untuk mengatasi ini, Zimbabwe perlu meningkatkan perekrutan dan pelatihan tenaga kesehatan, terutama di klinik terpencil.
Artikel ini menyoroti pentingnya peningkatan jumlah tenaga kesehatan di klinik-klinik pedesaan di Zimbabwe, seperti di Klinik Umboe, untuk mengatasi tingginya angka kanker serviks. Dengan pengenalan teknologi baru dalam skrining dan vaksinasi, pemahaman dan akses bagi perempuan di daerah terpencil perlu didorong. Ini memerlukan dukungan dan insentif bagi tenaga kesehatan agar mereka tetap bertugas di komunitas yang mereka layani.
Sumber Asli: www.who.int